Cari Blog Ini

Laman

Minggu, 16 Oktober 2011

konsep pemahaman individu (layanan bimbingan SD)

Pengertian Pemahaman Individu
Pemahaman individu oleh Aiken (1997:454) diartikan sebagai “Appraising the presence or magnitude of one or more personal characteristic. Assessing human behavior and mental processes includes such procedures as observations, interviews, rating scale, check list, inventories, projective techniques, and tests”. Dari rumusan tersebut bisa diidentifikasi bahwa pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu. Cara yang digunakan meliputi observasi, interview, skala penilaian, daftar cek, inventori, teknik projektif, dan beberapa jenis tes.
Pemahaman atau penilaian tersebut dimaksudkan untuk kepentingan pemberian bantuan bagi pengembangan potensi yang ada padanya (developmental) dan atau penyelesaian masalah-masalah yang dihadapinya (klinis). Aiken (1997:1) menunjukkan bahwa manusia dalam kenyataannya berbeda-beda dalam kemampuan berpikirnya, karakter kepribadiannya, dan tingkah lakunya. Semuanya itu bisa ditaksir atau diukur dengan bermacam-macam cara.
Dengan demikian pemahaman individu adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengerti dan memahami individu lain. Dalam konteks bimbingan dan konseling, mengerti dan memahami tersebut dilakukan oleh konselor terhadap konseli, dan/atau sumber data selain konseli yang bisa memberikan keterangan tentang konseli.
B. Tujuan Pemahaman Individu.
Pemahaman individu dalam layanan bimbingan dan konseling bertujuan antara lain
agar :
a. kita semakin mampu menerima keadaan individu (siswa) seperti apa adanya dan
sekaligus keberadaan siswa baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya.
b. agar kita semakin mampu memperlakukan siswa sebagaimana mestinya dalam arti
lain mampu memberikan bantuan seperti yang dikehendaki oleh siswa.
c. kita terhindar dari gangguan komunikasi, sehingga mampu menciptakan relasi yang
semakin baik.

C. Teknik pemahaman individu dan implikasi dalam pembelajaran
1 .    Teknik Tes
Teknik tes atau sistem testing merupakan usaha pemahaman murid dengan menggunakan alat-alat yang bersifat mengungkap atau mentes.
Sedangkan tes adalah sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk mengobservasi (mengamati) tingkah laku individu melalui skala angka atau sistem kategori.
Selain itu tes mengandung pengertian alat untuk menentukan atau menguji sesuatu.
Penggunaan teknik dari tes bertujuan untuk:
2.    Menilai kemampuan belajar murid
3.    Memberikan bimbingan belajar kepada murid
4.    Mengecek kemampuan belajar
5.    Memahami kesulitan-kesulitan belajar
6.    Menilai efektivitas (keberhasilan) mengajar (Shertzer & Stone; 1971:235)
Berdasarkan atas aspek yang diukur, tes dibedakan atas:
a.    Tes intelegensi
b.    Tes bakat
c.    Tes kepribadian
d.    Tes prestasi belajar
Untuk itu kita akan membahas satu persatu
a.    Tes intelegensi
Yaitu suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan tarap kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan menyesuaikan dirinya secara efektif.
Macam-macam tes intelegensi
1). Tes intelegensi umum, bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang taraf kemampuan seseorang.
2). Tes intelegensi khusus, menggambarkan taraf kemampuan seseorang secara spesifik.
3). Tes intelegensi differensial, memberikan gambaran tentang kemampuan seseorang dalam berbagai bidang yang memungkinkan didapatnya profil kemempuan tersebut.
Manfaat tes intelegensi
a). menganalisis berbagai masalah yang dialami murid
b). membantu memahami sebab terjadinya masalah
c). membantu memahami murid yang mempunyai kemampuan yang tinggi juga yang rendah
d). menafsirkan kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi siswa
b.    Tes bakat
Yaitu suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengetahui kecakapan, kemampuan atau keterampilan seseorang dalam bidang tertentu.
Tes bakat berguna untuk membantu seseorang dalam membuat rencana dan keputusan yang bijaksana berkenaan dengan pendidikan dan pekerjaan.
Untuk mengetahui bakat seseorang, telah dikembangkan berbagai macam tes seperti:
1). Rekonik, tes ini mengukur fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis.
2). Tes bakat musik, tes yang mengukur kemampuan dalam aspek-aspek nada, suara, ritme, warna bunyi dan memori.
3). Tes bakat artistik, yaitu kemampuan menggambar, melikis dan meripa.
4). Tes bakat krelikal (perkantoran), yaitu tes mengukur kecepatan dan ketelitian.
5). Tes bakat multifaktor, tes yang mengukur berbagai kemampuan khusus.
Tes ini mengukur beberapa kemampuan khusus diantaranya yaitu:
-    Berpikir verbal, yang memngungkapkan kemampuan nalar secara verbal.
-    Kemampuan bilangan, kemampuan berpikir yang menggunakan angka-angka.
-    Berpikir abstrak, kemampuan berpikir dengan nalar yang bersifat nonverbal tanpa angka-angka.
-    Berpikir mekanik, kemempuan serta pemahaman mengenai huku-hukum yang mendasari alat-alat, mesin-mesin, dan gerakan-gerakan.
c.    Tes kepribadian
Yaitu suatu tes untuk mengetahui kepribadian seseorang yang terorganisasi secara dinamis dan sistem-sistem psikologis dalam sisi individu yang menentukan penyesuaian-penyesuain yang unik dengan lingkungan.
Kepribadian dapat diukur dengan jalan melihat:
-    Apa yang seseorang katakan tentang keadaan dirinya sendiri.
-    Apa yang orang lain katakan tentang keadaan diri seseorang.
-    Apa yang seseorang lakukan dalam situasi tertentu.
d.    Tes prestasi belajar
Yaitu suatu alat (tes) yang disusun untuk mengukur hasil-hasil pengajaran.
Tujuan utama penggunaan tes prestasi  belajar adalah agar guru dapat membuat keputusan-keputusan seleksi dan klasifikasi serta menentukan keefektifan pengajaran.
Tes ini meliputi:
1). Tes diagnostik,yang dirancang agar guru dapat mengetahui letak kesulitan murid, terutama dalam berhitung dan membaca.
2). Tes prestasi belajar kelompok yang baku.
3). Tes prestasi belajar yang disusun guru.
2.    Non-tes
Teknik non-tes merupakan prosedur mengumpulkan data untuk memahami pribadi siswa pada umumnya bersifat kualitatif.
Beberapa macam teknik non-tes diantaranya yaitu:
8.    Observasi (pengamatan)
Yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Yang paling berperan disini adalah panca indra atau pengindraan terutama indra penglihatan, dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-    dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu
-    direncanakan secara sistematis
-    hasilnya dicatat dan diolah sesuai tujuan
-    perlu diperiksa ketelitiannya.
Teknik observasi ini dapat dikelompokan kedalam beberapa jenis yaitu:
a.    Observasi sehari-hari
b.    Observasi sistematis
c.    Observasi partisipatif, disini pengamat ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang yang damati.
d.    Observasi nonpartisifatif, disini pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang yang diamati.
9.    Catatan anekdot
Yaitu catatan otentik hasil observasi yang menggambarkan tingkah laku murid atau kejadian dalam situasi khusus, bisa menyangkut individu juga kelompok.
Dengan menggunakan catatan anekdot guru dapat:
-    memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang perkembangan anak
-    memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari gejala tingkah laku murid
-    memudahkan dalam menyesuaikan diri dengan murid.
Catatan anekdot yang baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a.    Objektif
Untuk mempertahankan objektivitas dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
-    catatan dibuat sendiri oleh guru
-    pencatatan dilakukan segera setelah suatu kegiatan terjadi
-    deskripsi dari suatu peristiwa dipisahkan dari tafsiran pencatatan sendiri
b.    Deskriptif
Catatan suatu peristiwa mengenai murid hendaknya lengkap disertai latar belakang, percakapan dicatat secara langsung, dan kejadian-kejadian dicatat secara tersusun sesuai dengan kejadiannya.
c.    Selektif
Situasi yang dicatat adalah situasi yang relevan dengan tujuan dan masalah yang sedang menjadi perhatian guru sesuai keadaan murid.
10.    Wawancara
Wawancara merupakam teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung dengan responden atau orang ynag diminta informasi.
Kelebihan dan kekurangan wawancara
Kelebihannya yaitu:
-    merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkap keadaan pribadi murid
-    dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur
-    dapat dilaksanakan serempak dengan kegiatan observasi
-    digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain
Kekuranganya yaitu:
-    tidak efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu
-    sangat bergantung terhadap kesediaan kedua belah pihak
-    menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara
11.    Angket
Angket  merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsuang, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden.
Beberapa petunjuk untuk menyusun angket:
-    gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti lengkap
-    susun kalimat sederhana tapi jelas
-    hindari kata-kata yang sulit dipahami
-    pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab
-    hindarkan kata-kata yang negatif dan menyinggung perasaan responden.
12.    Autobiografi
Yaitu sebuah karangan pribadi seseorang (siswa) yang murni hasil dirinya sendiri tanpa dimasuki pikiran dari orang lain, ini lebih menjurus tentang pengalaman hidup, cita-cita dan lain sebgainya.
Autobiografi bagi guru bertujuan untuk mengetahui keadaan murid yang berhubungan dengan minat, cita-cita, sikap terhadap keluarga, guru atau sekolah dan pengalaman hidupnya.
Autobiografi ini dalam pembuatannya dibagi kedalam dua jenis, yaitu karangan terstruktur dan tidak terstruktur.
a.    Terstruktur
Karangan pribadi ini disusun berdasarkan tema (judul) yang telah ditentukan sebelumnya, seperti: cita-citaku, keluargaku, teman-temanku, masa kecilku dan sebagainya.
b.    Tidak terstruktur
Di sini murid diminta membuat karangan pribadi secara bebas, dan tidak ditentukan kerangka karangan terlebih dahulu.
13.    Sosiometri
Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi dengan menghubungkan atau interasksi sosial diantara murid. Dengan sosiometri guru dapat mengetahui tentang:
-    murid yang populer (banyak disenangi teman).
-    murid yang terisolir (tidak dipilih/disukai teman).
-    klik (kelompok kecil, 2-3 orang murid).
Sosiometri juga dapat digunakan untuk:
-    memperbaiki hubungan insani diantara anggota-anggota kelompok tertentu
-    menentukan kelompok kerja
-    meneliti kemampuan memimpin seorang individu dalam kelompok tertentu untuk suatu kegiatan tertentu.
14.    Studi kasus
Dalam melaksanakan studi kasus ini dapat ditempuh langkah-langkah :
a.    Menemukan murid yang bermasalah, contih: prestasi belajarnya sangat rendah, nakal, sering bertengkar dan sering bolos.
b.    Memperoleh data
Cara untuk memperoleh data:
1). Wawancara dengan guru lain
2). Home visit, yaitu kunjungan kerumah orang tua murid
3). Wawancara langsung dengan siswa yang bersangkutan
c.    Menganalisis data
Berbagai faktor yang mungkin terjadi penyebab anak mengalami kelainan:
-    kondisi keluarga yang tidak harmonis
-    tingkat kecerdasan rendah
-    motivasi belajar rendah
-    sering sakit-sakitan
-    kurang mengetahui konsep-konsep dasar atau pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu
d.    Memberikan layanan bantuan
Apabila berdasarkan analisis ternyata faktor penyebabnya itu kurang menguasai konsep-konsep dasar dalam mata pelajaran tertentu, maka caranya yaitu dengan mengajar kembali tentang konsep-konsep dasar mata pelajaran tertentu.
Garry Collins menegaskan bahwa walaupun konselor menerapkan teknik yang setinggi apa pun dalam menolong konseli, tetapi apabila hal itu tidak dilandasi dengan "hati yang rela menolong", maka upaya itu tidak akan efektif. Oleh karena itu, ada beberapa sikap yang perlu dibangun dalam menghadapi dan memberikan pertolongan kepada konseli yang beragam usia dan memiliki kondisi masalah yang majemuk yaitu:
1. Konselor perlu menghadapi konseling dengan sikap kasih yang hangat disertai perasaan "menerima dengan penuh perhatian" (concern). Sikap ini akan membuat konseli merasa betah dan dapat mempercayai serta bersikap terbuka.
2. Konselor perlu menghadapi konseli dengan sikap yang tulus disertai perasaan yang murni dan sikap terbuka. Konselor perlu menghindari sikap cepat menghakimi dan tidak membiarkan dirinya dipengaruhi oleh hal-hal yang tiba-tiba terjadi dan membagi perhatian sementara bimbingan konseling berlangsung.
3. Konselor perlu menghadapi konseli dengan sikap empatik. Konselor harus mengembangkan sikap sensitif, mudah mengerti dan menghadapi konseli dengan raut yang siap untuk memahami konseli. Seorang konselor Kristen perlu melayani dengan kasih, sekalipun ia juga memerlukan ilmu pengetahuan yang memadai tentang teknik membimbing untuk mengembangkan kemampuan dirinya.
4. Konselor dan konseli perlu menjadikan satu dengan yang lainnya sebagai sahabat, dimana konseli dapat terbuka untuk menyatakan permasalahannya.
Alasan terpenting untuk sikap ini adalah:
a. Konseli akan terbuka kepada orang yang disukainya.
b. Konseli akan terbuka kepada konselor apabila ia memperoleh perhatian yang hangat.
c. Konseli akan terbuka bila ia yakin bahwa konselor memiliki kompetensi untuk memberi pertolongan kepadanya.
d. Konseli akan terbuka bila ia yakin bahwa konselor adalah memiliki etika moral yang tinggi di mana ia dapat dipercaya untuk menyimpan masalah orang lain.
e. Konseli akan terbuka karena ia yakin bahwa konselor adalah seorang yang mengenal dan memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, dimana ia pun yakin bahwa ia akan menerima pertolongan Tuhan melalui konselor tersebut.












BAB III
PENUTUP
A.        Kesimpulan
Pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu. Cara yang digunakan meliputi observasi, interview, skala penilaian, daftar cek, inventori, teknik projektif, dan beberapa jenis tes. Sedangkan tujuan pemahaman individu adalah untuk (1) Kita semakin mampu menerima keadaan individu (siswa) seperti apa adanya dan sekaligus keberadaan siswa baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya. (2) Kita semakin mampu memperlakukan siswa sebagaimana mestinya dalam arti lain mampu memberikan bantuan seperti yang dikehendaki oleh siswa, dan (3) Kita terhindar dari gangguan komunikasi, sehingga mampu menciptakan relasi yang semakin baik. Teknik tes merupakan salah satu metode atau cara yng digunakan untuk mengukur atau mengetahui tingkat kemampuan dan kelemahan seseorang.
Teknik tes terbagi beberapa macam diantaranya:
a.    Tes intelegensi
b.    Tes bakat
c.    Tes kepribadian
d.    Tes hasil belajar
Selain itu untuk memahami perkembangan anak sebagai peserta didik digunakan Non-tes yang merupakan proses pengumpulan data untuk memahami pribadi pada umumnya bersifat kualitatif.
Macam-macam non-tes diantaranya:
a.    Observasi
b.    Wawancara
c.    Catatan anekdot
d.    Autobiografi
e.    Sosiometri
f.    Studi khusus
Teknik-teknik tersebut bertujuan untuk membantu memberi informasi kepada guru untuk mengetahui anak yang berbakat, kemampuan tinggi, kemampuan rendah, anak bermasalah dan sebagainya.
Untuk itu kita bisa mencoba melakukan teknik tes ataupun non-tes untuk mengetahui suatu informasi yang dip
erlukan.

B.     Saran
Adapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan yaitu :
1.    Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan keinginannya.
2.    Lakukanlah beberapa teknik tes atau non-tes yang bisa memecahkan masalah yang dihadapi siswa.
3.    Lakukanlah secara kontinue/berkesinambungan untuk mengetahui keadaan siswa.
4.    berikanlah bimbingan juga pengarahan tambahan atau lebih kepada siswa bila diperlukan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar