Cari Blog Ini

Laman

Senin, 17 Oktober 2011

permainan tradisional II


 Permainan Tradisional
Permainan tradisional merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan dibaliknya (Hayuningtyas, 2005). Permainan tradisional merupakan hasil budaya yang besar nilainya bagi anak-anak dalam rangka berfantasi, berekreasi, berkreasi, berolah raga yang sekaligus sebagai sarana berlatih untuk hidup bermasyarakat, keterampilan, kesopanan serta ketangkasan (Yarahnitra,1992).
Aspek-aspek permainan tradisional diantaranya: a) aspek jasmani yang terdiri dari kekuatan dan daya tahan tubuh serta kelenturan; b) aspek psikis, yang meliputi unsur berfikir, unsur berhitung, kecerdasan, kemampuan membuat siasat, kemampuan mengatasi hambatan, daya ingat, dan kreativitas; c) aspek sosial meliputi unsur kerjasama, suka akan keteraturan, hormat menghormati, balas budi dan sifat malu (Guilford dalam Nursito, 2000). (http://etd.eprints.ums.ac.id/3700/1/F100040068.pdf)
Permainan tradisional sudah hampir terpinggirkan dan tergantikan dengan permainan modern. Hal ini terjadi terutama di kota-kota besar. Sebaiknya ada upaya dari orang-orang tua atau dewasa yang pernah mengalami fase bermain permainan tradisional untuk memperkenalkan dan melestarikan kembali permainan tradisional. Sebab, permainan-permainan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa, fisik, dan mental anak.

Pengaruh dan manfaat permainan tradisional terhadap perkembangan jiwa anak

  • Anak menjadi lebih kreatif
    Permainan   tradisional  biasanya  dibuat langsung  oleh  para pemainnya. Mereka menggunakan  barang-barang,  benda-benda,  atau  tumbuhan yang ada  di  sekitar             
1                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    
para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat-alat permainan. Selain itu, permainan tradisioanal tidak memiliki aturan secara tertulis. Biasanya, aturan yang berlaku, selain aturan yang sudah umum digunakan, ditambah dengan aturan yang disesuaikan dengan kesepakatan para pemain. Di sini juga terlihat bahwa para pemain dituntut untuk kreatif menciptakan aturan-aturan yang sesuai dengan keadaan mereka.

  • Bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak
    Saat bermain, anak-anak akan  melepaskan  emosinya. Mereka  berteriak, tertawa, dan bergerak. Kegiatan  semacam  ini bisa  digunakan  sebagai terapi  untuk anak-anak yang memerlukannya kondisi tersebut.

  • Mengembangkan kecerdasan majemuk anak
    • Mengembangkan kecerdasan intelektual anak
      Permainan  tradisional  seperti  permainan Gagarudaan, Oray-Orayan, dan Pa Cici-Cici Putri  mampu   membantu     anak  untuk  mengembangkan kecerdasan   intelektualnya.  Sebab,  permainan    tersebut   akan menggali wawasan anak terhadap beragam pengetahuan.
    • Mengembangkan kecerdasan emosi dan antar personal anak
      Hampir      semua     permainan tradisional dilakukan secara berkelompok. Dengan berkelompok anak akan:
      1. Mengasah emosinya sehingga timbul toleransi dan empati terhadap orang lain,
      2. Nyaman dan terbiasa dalam kelompok.

2
    • Mengembangkan kecerdasan logika anak
      Beberapa    permainan   tradisional   melatih   anak   untuk   berhitung  dan menentukan   langkah-langkah yang harus dilewatinya, misalnya:Engklek, Congkak, Macan/Dam Daman, Lompat tali/ Spintrong, Encrak/Entrengan, Bola bekel, Tebak-Tebakan
    • Mengembangkan kecerdasan kinestetik anak
      Pada  umumnya,  permainan   tradisional   mendorong    para   pemainnya untuk bergerak,  seperti  melompat, berlari, menari, berputar, dan gerakan-gerakan lainnya. Contoh permainannya adalah:Nakaluri, Adang-Adangan, Lompat tali, Baleba, Pulu-Pulu, Sorodot Gaplok, Tos Asya, Heulang jeung Hayam, Enggrang
    • Mengembangkan kecerdasan natural anak
      Banyak  alat-alat  permainan yang dibuat/digunakan dari tumbuhan, tanah, genting, batu, atau pasir. Aktivitas  tersebut  mendekatkan  anak   terhadap alam sekitarnya sehingga anak lebih menyatu terhadap alam. Contoh permainannya adalah:
      1. Anjang-Anjangan/dadagangan dengan membuat minyak dari daun bunga sepatu, mie baso terbuat dari tumbuhan parasit berwarna kuning yang bisanya tumbuh di tumbuhan anak nakal.
      2. Mobil-mobilan terbuat dari kulit jeruk bali
      3. Engrang terbuat dari bambu
      4. Encrak menggunakan batu
      5. Bola sodok menggunakan bambu
      6. Parise terbuat dari bambu
      7. Calung terbuat dari bambu
      8. Agra/sepak takraw, bolanya terbuat dari rotan

3
    • Mengembangkan kecerdasan spasial anak
      Bermain   peran  dapat   ditemukan  dalam  permainan  tradisional  Anjang Anjangan. Permainan  itu  mendorong  anak untuk mengenal konsep ruang dan berganti peran (teatrikal).
    • Mengembangkan kecerdasan musikal anak
      Nyanyian  atau  bunyi-bunyian  sangat  akrab  pada  permainan tradisional.   Permainan-permainan  yang   dilakukan  sambil  bernyanyi  di   antaranya: Ucang-Ucang Angge,  Enjot-Enjotan,  Ambil-Ambilan, Tari Tempurung, Berbalas Pantun, Wayang, Pur-Pur Sadapur,Oray-Orayan.
    • Mengembangkan kecerdasan spiritual anak
      1. Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang dan kalah. Namun menang dan kalah ini tidak menjadikan para pemainnya bertengkar atau minder. Bahkan ada kecenderungan, orang yang sudah bisa melakukan permainan mengajarkan tidak secara langsung kepada teman-temannya yang belum bisa.
      2. Permainan tradisional dilakukan lintas usia, sehingga para pemain yang usianya masih belia ada yang menjaganya, yaitu para pemain yang lebih dewasa.
      3. Para pemain yang belum bisa melakukan permainan dapat belajar secara tidak langsung kepada para pemain yang sudah bisa, walaupun usianya masih di bawahnya.
      4. Permainan tradisional dapat dilakukan oleh para pemain dengan multi jenjang usia dan tidak lekang oleh waktu.
      5. Tidak ada yang paling unggul. Karena setiap orang memiliki kelebihan masing-masing untuk setiap permainan yang berbeda. Hal tersebut meminimalisir pemunculan ego di diri para pemainnya/anak-anak. (http://www.anneahira.com/permainan/permainan-tradisional.htm)
4

1.2    Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan bagaimana cara bermain petak umpet
2.      Menjelaskan bagaimana cara bermain petak jongkok



1.3    Tujuan
  1. Untuk mengetahui cara bermain petak umpet
  2. Untuk mengetahui cara bermain petak jongkok




 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                                                                                                                                                             5

 

BAB II
PEMBAHASAN

 

2.1  Contoh  Permainan Tradisional Tanpa Alat

a. Petak Umpet

Petak Umpet dimainkan oleh banyak anak
Waktu Bermain : 45 Menit

Petak Umpet adalah permainan rakyat tradisional umum di Seluruh pelosok Indonesia dari Sabang sampai Merauke sejak dulu kala. Siapa saja boleh ikut, tetapi biasanya peserta permainan antara lima sampai sepuluh orang, karena bersifat mencari kawan yang bersembunyi, maka tidak terlalu banyak yang menjadi bagian dari permainan ini. Dari seluruh pemain akan bermain hompipa sampai habis dan tinggal dua orang saja. Setelah tinggal dua orang, maka masing masing melakukan suit dan yang kalah menjadi si pencari teman teman yang bersembunyi. Si pencari menutup mata atau menempel pada salah satu media (tembok,pohon,tiang,dll) sebagai sarana bentengnya. Di hitung satu sampai sepuluh, maka semua anggota harus berlari mencari persembunyiannya, setelah hitungan ke sepuluh maka si pencari teman mulai mencari teman yang bersembunyi sampai menemukan total anggota yang bersembunyi.

·         Cara bermain:

Satu orang pemain yang kalah akan menutup matanya pada salah satu tempat yang dianggap sebagai benteng, sementara yang lain mencari tempat untuk bersembunyi. Setelah menghitung sampai jumlah tertentu, maka mulailah pemain yang menutup mata tersebut mencari tiap orang yang bersembunyi.
Bila telah menemukan orang yang bersembunyi, pencari ini harus cepat-cepat berlari ke benteng sambil menyebut nama orang yang ketahuan persembunyiannya. Begitu juga dengan anak yang ketahuan, karena bila berhasil
lebih dulu menyentuh benteng, maka pada tahap selanjutnya dia tidak akan jaga. Anak lain yang bersembunyi dapat pula menyentuh benteng agar tidak jaga pada tahap selanjutnya, asalkan tidak ketahuan dengan pencari.
Setelah semua telah ketahuan persembunyiannya, maka pencari akan menutup matanya kembali pada benteng dan anak-anak lain membentuk barisan di belakangnya. Pencari akan menyebut salah satu nomor. Anak yang ada di urutan nomor yang disebut akan menjadi pihak yang kalah bila tadi dia tidak berhasil lebih dulu mencapai benteng. Sedangkan bila anak pada urutan yang disebut ternyata adalah anak yang berhasil mencapai benteng lebih dulu pada saat ketahuan tempat persembunyiannya, maka si pencari tetap dalam posisi kalah dan permainan dilanjutkan. (http://terselubung.blogspot.com/2009/12/mainan-dan-permainan-tradisional-asli.html)
b.  Petak Jongkok       
Petak jongkok dimainkan oleh banyak anak dan tidak memerlukan alat bantu.
Waktu Bermain : 45 Menit

Petak jongkok merupakan permainan yang masih banyak terlihat dimainkan di daerah- daerah perumahan oleh anak-anak yang tidak membutuhkan alat dan dapat dimainkan kapan saja dan dimana saja. Pada intinya permainan petak jongkok adalah main kejar-kejaran dimana agar agar tidak tertangkap oleh “penjaga” anak harus jongkok.

·         Cara bermain:

Tentukan satu orang yang akan mengejar. Untuk menghindari pengejar, setiap anak boleh jongkok. Bila jongkok berarti dia tidak dapat disentuh oleh pengejar. Anak yang berdiri dapat membangunkan anak yang jongkok. Tetapi, anak yang terakhir jongkok berarti akan menjadi pengejar menggantikan pengejar yang lama. Begitu juga dengan anak yang tidak jongkok namun berhasil disentuh oleh pengejar akan menjadi pengejar selanjutnya. (http://keluargasehat.wordpress.com/2008/03/31/permainan-tradisional/)                                                                                                                                                        7
BAB III
PENUTUP
III.1  Simpulan
Permainan tradisional merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan dibaliknya. Permainan tradisional merupakan hasil budaya yang besar nilainya bagi anak-anak dalam rangka berfantasi, berekreasi, berkreasi, berolah raga yang sekaligus sebagai sarana berlatih untuk hidup bermasyarakat, keterampilan, kesopanan serta ketangkasan.
Permainan tradisional tanpa alat salah satunya adalah petak umpet dan petak jongkok yang dimainkan oleh banyak anak tanpa menggunakan alat.

III.2  Saran

Sebaiknya permainan tradisional ini harus kita perkenalkan dan dilestarikan kembali. Sebab, permainan-permainan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa, fisik, dan mental anak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar