Cari Blog Ini

Laman

Senin, 17 Oktober 2011

model pengembangan guru


KONSEP DASAR PENGEMBANGAN GURU

Proses pendidikan merupakan suatu proses yang sangat profesional artinya dilaksanakan oleh pelaku-pelaku yang profesional. Karena guru sebagai salah satu pelaku pendidikan, maka guru di dalam masyarakat adlah seorang profesional. Sama halnya dengan profesi-profesi lainnya, profesi guru di dalam masyarakat adalah suatu profesi yang kompetitif. Ini memberi pemahaman bahwa profesi guru haruslah betul-betul memiliki karakteristik yang profesional karena sifat pekerjaannya, tetapi juga profesional guru harus berhadapan dan bersaingan dengan profesi-profesi lainnya di dalam masyarakat.
Berbagai kegiatan di dalam masyarakat hanya menerima para profesional, artinya barang siapa yang tidak profesional tidak akan survive. Karena mereka tidak mampu berkompetisi dengan orang lain yang lebih profesional atau juga profesi lainnya yang lebih kompetitif. Jika profesi guru tidak kompetitif dan tidak  profesional, maka dengan sendirinya akan berakibat kepada mati atau hilangnya profesi tersebut dari masyarakat. Hal ini tentunya sangat bertentangan dengan masyarakat abad 21 (merupakan satu kesatuan dari masyarakat teknologi, masyarakat terbuka, dan masyarakat madani) yang menuntut adanya perkembangan manusia, dan itu tidak mungkin tanpa adanya guru yang profesional.
Guru-guru yang profesional inilah yang diharapkan dapat membawa atau mengantar peserta didiknya mengarungi dunia ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memasuki masyarakat abad 21 yang melek ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sangat kompetitif. Jika guru tidak mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mungkin mereka dapat membantu dan membimbing peserta didiknya mengarungi dunia pengetahuan dan teknologi tersebut.
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh guru yang profesional bukanlah pengetahuan yang setengah-tengah tetapi merupakan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tuntas, karena ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri berkembang dengan cepat. Guru yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan yang kuat, tuntas dan setengah-setengah akan tercecer dan tidak mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia akan berada jauh di belakang, dan akhirnya akan tertinggal dari profesinya. 
Jadi jelaslah bahwa profesi guru adalah suatu profesi yang harus terus-menerus berkembang karena praktis pendidikan akan terus menerus terjadi dan unik bagi setiap individu dan masyarakat di dalam situasi dan waktu yang berbeda sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sinyalemen ini memberikan makna bahwa guru sebagai pelaku proses pendidikan harus terus menerus mengubah diri, sehingga mereka memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, tuntas dan tidak setengah-setengah sebagai profesional kependidikan.
Selain itu, karena profesi guru merupakan suatu profesi untuk membantu dan membimbing perkembangan anak didik (manusia), maka hubungan antara manusia dengan manusia menjadi penting untk diperhatikan dalam rangka pengembangan profesionalisme guru. Dengan kata lain, pengembangan diri guru sebagai profesional kependidikan harus dapat membantu guru bukan hanya sekedar memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, tuntas dan tidak setengah-setengah tetapi tidak kalah pentingnya untuk membantu mereka memiliki kepribadian yang matang dan terus berkembang. Maka dari itu dalam meningkatkan kualitas dan profesionalisme seorang guru perlu adanya model pengembangan guru.


B.                      MODEL PENGEMBANGAN GURU
Banyak cara yang dilakukan oleh guru untuk menyesuaikan dengan perubahan, baik itu secara perorangan, kelompok, atau dalam satu sistem yang diatur oleh lembaga. Mulyasa (2003:43) menyebutkan bahwa pengembangan guru dapat dilakukan dengan cara on the job training dan in service training.  Sementara Castetter menyampaikan lima model pengembangan untuk guru seperti pada tabel berikut.
Model Pengembangan Guru
Keterangan
Individual Guided Staff Development

(Pengembangan Guru yang Dipandu Secara Individual)
Obsevation/Assessment
(Observasi atau Penilaian)
Involvement in a development
 Improvement Process
(Keterlibatan dalam Suatu proses Pengembangan/Peningkatan)
Training
(Pelatihan)
Inquiry
(Pemeriksaan)
Dari kelima model pengembangan guru di atas, model “training” paling banyak dilakukan oleh lembaga pendidikan swasta. Pada lembaga pendidikan, cara yang populer untuk pengembangan kemampuan profesional guru adalah dengan melakukan penataran (inservice training) baik dalam rangka penyegaran (refresing) maupun peningkatan kemampuan (up-grading). Cara lain baik dilakukan sendiri-sendiri (informal) atau bersama-sama, seperti: on the job training, workshop, seminar, diskusi panel, rapat-rapat, simposium, konferensi, dan lain sebagainya. Inovasi dalam pendidikan juga berdampak pada pengembangan guru. Beberapa model pengembangan guru sengaja dirancang untuk menghadapi pembaruan pendidikan.
Model-model efektif pengembangan kemampuan profesional guru  menurut Candall:
·       Model Mentoring, model dimana berpengalaman merilis pengetahuannya pada guru yang kurang berpengalaman.
·       Model Ilmu Terapan, berupa kebutuhan praktis yaitu dari teori ke praktik.
·       Model Inquiry, pendekatan yang berbasis pada guru-guru, para guru harus aktif menjadi peneliti, seperti membaca, bertukar pendapat, melakukan observasi, melakukan sekaligus meningkatkannya. 

A.                STRATEGI MODEL PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Berangkat dari karakteristik guru untuk masyarakat yang akan disimpulkan dari penjelasan sebelumnya, antara lain:
1.    Memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat, tuntas dan tidak setengah-setengah.
2.    Memiliki kepribadian yang prima.
3.    Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik kepada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Maka dalam rangka model pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan dapat dilakukan dengan berbagai strategi, antara lain sebagai berikut:
·            Berpartisipasi di dalam pelatihan berbasis kompetensi.
Bentuk pelatihan yang fokusnya adalah keterampilan tertentu yang dibutuhkan oleh guru untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Pelatihan ini cocok dilaksanakan pada salah satu bentuk pelatihan pre-service atau in-service. Model pelatihan ini berbeda dengan pendekatan pelatihan yang konvensional, karena penekanannya leibh kepada evaluasi performan nyata suatu kompetensi tertentu dari peserta latihan.
·           Berpartisipasi di dalam kursus dan program pelatihan tradisional (termasuk di dalamnya pendidikan lanjut).
Workshop in-service, seminar, perkuliahan tingkat sarjana/pasca sarjana, konferensi adalah bentuk-bentuk pilihan pelatiahn yang sudah lama ada dan diakui cukup bernilai. Walaupun disadari bahwa seringkali bahwa berbagai bentuk kursus/pelatihan tradisional ini seringkali tidak dapat memenuhi kebutuhan praktis dari pekerjaan guru. Oleh karena itu, suatu kombinasi antara materi akademis dengan pengalaman lapangan akan sangat efektif untuk pengembangan kursus/pelatihan trandisional ini. Sementara itu, sebagai bagian dari pelatihan tradisional, guru juga dapat mengambangkan profesionalismenya melalui pendidikan lanjut di universitas.
·            Membaca dan menulis jurnal atau makalah ilmiah lainnya.
Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara berkesinambungan diproduksi oleh individual pengarang, lembaga pendidikan maupun lembaga-lembaga lain. Jurnal atau bentuk karya ilmiah lainnya tersebut tersebar dan dapat ditemui diberbagai pusat sumber belajar (perpustakaan, internet, dan sebagainya). Walaupun artikel dalam jurnal cenderung singkat, tetapi ia mengarahkan pembacanya kepada konsep-konsep baru dan pandangan untuk menuju kepada perencanaan dan penelitian baru. Ia juga memiliki kolom berita yang berkaitan dengan pertemuan, pameran, seminar, program pendidikan, dan sebagainya yang mungkin menarik bagi guru. Oleh karenanya, dengan membaca dan memahami banyak jurnal atau makalah ilmiah lainnya dalam bidang pendidikan yang terkait dengan profesi guru, maka guru dengan sendirinya dapat mengembangkan profesionalisme dirinya. Selanjutnya dengan meningkatnya pengetahuan seiring dengan bertambahnya pengalaman, guru mungkin dapat membangun konsep baru, keterampilan khusus dan alat/media belajar untuk dapat kontribusikan kepada orang satu profesi atau profesi lain yang memerlukan. Kontribusi tersebut dimungkinkan dalam bentuk penulisan artikel/makalah karya ilmiah yang sangat bermanfaat bagi pengembangan profesional guru bersangkutan maupun orang lain.
·           Berpartisipasi di dalam kegiatan konferensi atau pertemuan ilmiah.
Konferensi atau pertemuan ilmiah memberikan makna penting untuk menjaga kemutakhiran (up to date) hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru. Tujuan utama kebanyakan konferensi atau pertemuan ilmiah adalah menyajikan berbagai informasi dan inovasi terbaru di dalam suatu bidang tertentu. Partisipasi guru minimal pada kegiatan konferensi atau pertemuan ilmiah setiap tahun akan memberikan kontribusi yang berharga dalam membangun profesionalisme guru dalam melaksanakan tanggungjweabanya penyampaian makalah utama, kegiatan diskusi kelompok kecil, ameran ilmiah, informasi pertemuan untuk bertukar pikiran atau ide-ide baru, dan sebagainya saling berintegrasi untuk memberikan kesempatan kepada guru untuk memimpin atau menjadi presenter dan bertukar ide-ide dengan lainnya, sehingga guru akan menjadi lebih aktif di dalam komunitas ilmiahnya. Selain itu, menghadiri konferensi atau pertemuan ilmiah juga memberikan kesempatan kepada guru untuk membangunan jaringan kerjasama dengan orang lain yang seprofesi atau tidak untuk saling bertukar permasalahan dan mencapai keberhasilan.
·           Menghadiri perkuliahan umum atau presentasi ilmiah.
Biasanya perguuan tinggi lokal atau organisasi profesi sering mengadakan perkuliahan atau presentasi ilmiah yang dibawakan oleh tenaga ahli yang terbuka bagi umum. Kebanyak dari mereka berhubungan degnan berbagai isu termasuk pendidikan. Dalam rangkaian perkuliahan umum berbagai inovasi baru dalam pendidikan biasanya dipresentasikan. Pada kesemaptan tersebut guru akan belajar berbagai keterampilan baru atau teknik-teknik/metodologi mutakhir dalma proses penddikan yang tentunya sangat diperlukan untuk mengembangkan profesinya.
·           Melakukan penelitian (khususnya penelitian tindakan kelas).
Penelitian tindakan kelas yang merupakan studi sistematik yang dilakukan guru melalui kerjasama atau tidak denganahli pendidikan dalam rangka merefleksikan dan sekaligur meningkatkan praktik pembelajaran secara terus menerus juga merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru. Berbagai kajian yang bersifat reflektif oleh guru yang dilakukan untukmeningkatkan kemantapan rasional, memperdalam tugasnya, dan memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajarna berlangsung akan bermanfaat sebagai inovasi pendidikan. Dalam hal ini, guru diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa profesional secara mandiri dengan penuh percaya diri. Jika proses ini berlangsung secara terus menerus, maka akan berdampak kepada peningkatan profesionalisme guru. Secara lebih rinci bagaimana penelitian tindakan kelas ini dilakukan akan dijelaskan secara aplikatif dalam modul penelitian tindakan kelas pada masing-masing bidang studi.
·           Magang.
Bentu pre-service atau in-service bagi guru junior untuk secara gradual menjadi guru yang profesional melalui proses magang di kelas tertentu dengan bimbingan gur bidang studi tertentu. Berbeda dengan pendekatan training yang konvensional, fokus pelatihan magang ini adalah kombinasi antara materi akademis dengan suatu pengalaman lapangan di bawah supervisi guru yang senior dan pengalaman (guru yang lebih profesional).
·           Menggunakan sumber-sumber media pemberitaan.
Pemilihan yang hati-hati program radio dan TV, dan sering membaca surat kabar juga akan meningkatkan pengetahuan guru mengenai pengambangna mutakhir dari proses pendidikan. Berbagai bentuk media tersebut seringkali memuat artikel-artikel maupun program-program yang berkaitan dengan berbagai isu atau penemuan terkini mengenai pendidikan yang disampaikan dan dibahas secara mendalam oleh para selektif yang terkait dengan bidang yang ditekuni guru akan dapat membantu proses peningkatan profesionalisme guru.
·           Berpartisipasi di dalam organisasi/komunitas profesional.
Ikut serta menjadi anggota organisasi/komunitas profesional juga akan meningkatkan profesionalisme untuk selalu mengembangkan dan memelihara profesionalismenya dengna membangun hubungan yang erat degan masayrakat (swasta, industri, dan sebagainya). Dalam hal ini yang terpenting adalah guru harus pandai memilih suatu bentuk organisasi proesional yang dapat memberi manfaat untuk bagi dirinya melalui bentuk investasi waktu dan tenaga. Pilih secara bijak organisasi yang dapat memberikan kesempatan bagi guru antara lain untuk: (1) secara aktif berpartisipasi di dalam kegiatan yang menantang dan menarik (misalnya melakukan penelitian, membuat laporan penelitian, penulisan/penerbitan karya ilmiah, dan sebagainya), (2) membangun hubungan dengan masyarakat secara baik (misalnya membangun partipasi masyarakat untuk efektivitas proses pembelajaran, menyediakan forum-forum untuk menyatukan berbagai pandangan tentang anak didik dan pembinaannya), (3) memiliki kemampuan dan pengalaman dalam rangka pengembangan pendidikan (misalnya pengembangan kurikulum, penyediaan konsulatasi untuk melakukan inobasi, dan sebagainya).
·           Mengunjungi profesional lainnya di luar sekolah. Bertukar pikiran atau berdiskusi dengan orang-orang (profesional lainnya di luar sekolah) yang memiliki minat yang sama dengna guru tetapi memiliki keahlian dan pengalaman dalam bidang pendidikan melibihi dirinya akan sangat menarik bagi guru. Kesempatan tersebut akan menjadi suaut alat belajar yang produktif bagi guru dalam rangka memunculkan berbagai ide-ide yang dapat diimplementasikan di sekolahnya. Oleh karenanya, mengunjungi profesional yang lainn di luar sekolah merupakan metode yang snagant berharga untuk memperoleh informasi terkini dalam rangka proses pengembangan profesional guru.
·           Bekerja dengan profesional lainnya di dalam sekolah. Seseoran gcenderung untuk berpikir dari pada keluar untuk memperoleh pertolongan atau informasi mutahkhir akan leibh mudah jika berkomunikasi dengan orang-orang di dalam tempat kerja yang sama. Pertemuan secara formal maupun informal untuk mendiskusikan berbagai isu atau permasalahan pendidkan termasuk bekerjasama dalam berbagai kegiatan lain (misalnya merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program sekolah), guru dan staf lain yang profesional dapat menolong guru dalam memutakhirkan pegnetahuannya. Berpartisipasi di dalam berbagai kegiatan tersebut dapat menjaga keaktifan pikiran dan membuka wawasan yang memungkinkan guru untuk terus memperoleh informasi yang diperlukannya dan sekaligus membuat perencanaan untuk medapatkannya. Semakin guru terlibat dalam perolehan informasi, maka guru semakin meraskan akuntabel, dan semakin guru merasakan akuntabel semakin termotibasi untuk mengembangkan dirinya.

A.                TUJUAN MODEL PENGEMBANGAN GURU
Sesuai dengan karakternya, maka model pengembangan guru selalu menggunakan tema yang relevan dan berkaitan yang sekaligus sebagai isu sentral dalam kontek pembahasannya. Melalui tema tersebut kemudian dikembangkan indikator-indikator dari masing-masing guru yang terkait. Materi yang di padukan sebaiknya masih dalam lingkup bidang kajian ilmu-ilmu yang sebidang.
Tujuan model pengembangan guru yaitu :
1)        Untuk jenjang pendidikan dasar adalah agar guru dapat memiliki wawasan tentang apa, mengapa, dan bagaimana seorang guru lebih profesionalisme.
2)        Agar guru memiliki kemampuan melaksanakan pembelajaran yang baik bagi siswa.
3)        Untuk memperoleh optimalisasi dalam memberikan fokus perhatian pada siswa.
4)        Meningkatkan kompetensi guru agar terjadi layanan optimal bagi siswa cerdas istimewa dan berbakat istimewa.
5)        Meningkatkan tanggung jawab  guru sebagai pengajar, pendidik, pelatih, pembimbing, dan manajer pembelajaran.
6)        Memberdayakan dan mendayagunakan profesi guru secara optimal.


KESIMPULAN :
Pengembangan adalah usaha yang terus-menerus dalam rangka menyesuaikan kemampuan guru terhadap pengembangan ilmu dan teknologi serta mengembangkan ilmu dan teknologi itu sendiri khususnya dalam kegiatan pendidikan. Jika guru mengambil manfaat secara penuh dari berbagai strategi pengembangan diri sebagiamana dijelaskan di atas, maka guru akan memperoleh suatu kekayaan informasi. Jika kekayaan informasi tersebut dikombinasikan secara utuh akan dapat membantu guru untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang utuh dan kuat, kepribadian yang prima, dan mampu memotivasi dan meningkatkan minat anak didik terhadap ilmu pengetahuan dan teknlogi yang sangat diperlukan dalam menjalani kehidupannya di dalam masyarakat yang penuh dengan perasaingan.
Dengan kata lain pengimpelementasian secara terintegrasi dari berbagai strategi pengembangan profesi guru tersebut akan dapat membantu untuk memelihara secara efektif program model pengembangan profesionalisme guru di tanah air. Usaha untuk ini sangat tergantung kepada niat, perilaku dan komitmen dari guru sendiri dan organisasi yang berhubungan dengan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar