Cari Blog Ini

Laman

Minggu, 31 Juli 2011

Jika nanti..

Tanyakanlah pada rumput yang bergoyang
Sesudi apakah aku padamu
Aku tak akan berhenti mencintaimu
Sampai aku tak bernyawa lagi

Sebagai manusia yang tahu kaidah
Akan ku tanamkan cinta yang sopan
Sehidup semati kamu yang hidup
Aku yang mati pun tak mengapa

Akan ku latih hatiku ini
Siap menerima apa saja
Tuhan ajari aku bersabar
Membimbing rasa di hatiku




Bila kakiku tak bisa lagi
Menemani jalan cintaku ini
Tuhan tolong beri aku waktu
Untuk merasakan cintanya

Sampai ku lumpuh, bisu, tuli, buta
Dan tak bernyawa lagi

Kamis, 28 Juli 2011

JOMBLO ?? so what gitu Lho..

Kondisi jomblo adalah kondisi yang independen, mandiri.
Di saat teman-teman cewek lain serasa nggak bisa hidup tanpa gebetan, kamu merasa sebaliknya. Nggak harus jadi cewek tuh aleman, manja, tergantung ke cowok, dan merasa lemah.
Huh…gak banget dech
Jadi cewek kudu punya pendirian, nggak asal ikut-ikutan.
Meskipun teman2 memilih pacaran sebagai jalan hidup, kamu tetap keukeuh dengan prinsip: “jomblo tapi berkualitas”. Huhuy!



tapi jangan salah, jomblo banyak sekali keuntungannya. dibawah ini beberapa keuntungan dan manfaat jomblo buat kalian semua.
1. Bebas Bertemu Teman

Kalau banyak dari teman Anda yang mengeluh lantaran jarang bertemu sejak Anda mempunyai kekasih, kayaknya ada yang salah dengan hubungan Anda dan si dia. Teman apalagi sahabat adalah orang terdekat yang setiap saat membantu. Bila Anda tak punya pacar alias lajang, Anda bebas bertemu dengan teman-teman dekat Anda.


2. Mudah Menjalin Hubungan Baru

Banyak lajang yang merasa sedih dan putus asa, belum dapat pasangan sampai saat ini. Ladies, jadi lajang bukan berarti Anda sendirian atau kesepian. Anda punya banyak waktu untuk bertemu dengan orang baru, dan menjalin pertemanan dengan siapa pun tanpa dicemburui siapa pun.

Memikirkan Diri Sendiri
Ngaku deh, yang sudah punya pasangan, kepala Anda tentu terbagi untuk memikirkan kepentingan si dia dan diri sendiri. Bahkan seringkali, Anda terpaksa mengorbankan waktu pribadi untuk dia. Bandingkan menjadi lajang, Anda punya banyak waktu memikirkan diri sendiri.


3. Menjadi Lebih Sehat
Kalau punya pasangan suka begadang, paling tidak Anda mesti menemani si dia jalan, minimal menerima teleponnya selarut apa pun. Hal itu tidak akan terjadi kalau Anda lajang, bisa tidur lebih awal. Imbasnya, Anda lebih sehat.


4. Jauh Dari Stres
Ada seorang teman yang selalu curhat soal kebiasaan buruk pasangannya dan sikap keluarganya yang belum bisa menerima dirinya sepenuhnya. Akibatnya, konsentrasi si wanita terganggu dan mudah stres. Bila Anda lajang, hal itu tidak terjadi. Dengan catatan, Anda menerima dan enjoy dengan status lajang Anda, kalau tidak, tetap saja Anda stres, ya kan?


5. Jauh Dari Sakit Hati
Berapa banyak lelaki bisa setia? Hm, seperti menemukan jarum di tumpukan jerami. Itu risiko yang harus Anda tanggung kalau punya pasangan. Sebaliknya, saat Anda melajang, pertarungan terberat yang perlu dihadapi adalah kesendirian, dan bisa ditanggulangi jika Anda punya banyak teman.


6. Jadi Lajang Itu Murah
Tak perlu menyiapkan dana untuk dua orang kalau Anda pergi ke mana-mana. Memang, kalau pacaran, ada pasangan yang membayari makanan. Tetapi, berapa banyak, sih? Kadang, Anda pun harus membayar diri sendiri juga, atau kalau pasangannya matre, Anda yang kena. Jadi lajang, lebih murah, karena hanya harus bayar untuk 1 orang saja.


7. Banyak Waktu untuk Keluarga
Biasanya kalau punya pasangan, waktu Anda lebih banyak dihabiskan bersama si dia. Keluarga sering dijadikan urutan ke sekian. Nah, kalau lajang, Anda punya banyak waktu untuk keluarga.


8. Leluasa Mewujudkan Rencana Sendiri
Seorang teman mendapat beasiswa ke luar negeri. Tetapi karena mau menikah, pendapat calon suaminya mesti ia dengarkan sehubungan dengan rencananya. Sialnya, calon suaminya tak mau ditinggal setelah menikah. Maka bimbanglah ia, memilh meneruskan kuliah atau menuruti permintaan calon suaminya. Kalau Anda jadi lajang, Anda bebas mewujudkan rencana dan impian Anda.


9. Bisa Berkencan dengan Siapa Saja
Dengan status lajang, Anda bisa berkencan dengan siapa saja. Mau menonton dengan si A, makan malam dengan si B, jalan-jalan bersama si C, tak ada yang melarang. Sambil, tentu saja, kalau masih berniat dapat pasangan, leluasa memilih mana yang pas jadi pendamping Anda.


10. Fokus Pada Karier
Mau bekerja akhir pekan, atau lembur, atau ditugaskan ke mana saja, demi meningkatkan karier, Anda tak perlu minta izin, kecuali kepada orangtua. Tanpa pasangan, Anda bisa memutuskan sendiri langkah terbaik untuk meniti karier.


11. Bebas Melakukan Kesenangan dan Hobi
Bayangkan bila hobi Anda travelling, sementara pasangan Anda tidak suka. Atau hobi Anda shopping, sementara si dia gemar menabung. Banyak pula perempuan yang suka hangout, sementara pasangannya sukanya berdiam diri di rumah. Bila Anda lajang, Anda bebas melakukan hobi Anda.


12. Bebas Berpakaian ala Anda
Banyak pasangan suka mengatur bahkan mengatur penampilan Anda. Syukur-syukur kalau pilihannya cocok dengan Anda. Kalau tidak, Anda tidak menjadi diri sendiri. Tetapi saat Anda melajang, bebas mengenakan busana apa pun yang Anda sukai. Asal pede, tak ada yang berani mengkritik atau berusaha mengubah Anda.

13. Tak Ada Wajib Lapor
Berapa kali Anda harus menelepon si dia mengatakan Anda ada di mana, sedang apa, dan apa yang akan Anda lakukan? Itu konsekuensi menjadi pasangan seseorang. Tetapi kalau Anda melajang, Anda bebas melakukan apa yang Anda suka. Yang perlu Anda lakukan adalah bertanggung jawab pada diri sendiri.





Bukankah hidup ini cuma sementara saja?
Jadi rugi banget kalo hidup sekali dan itu nggak dibikin berarti. Jadi kalo ada yang rese dengan kamu karena status jomblomu, katakan saja ‘jomblo tapi berkualitas ,‘ so what gitu loh!’.

Hidup jomblo!  :D



"Intinya, predikat jomblo jauh lebih mulia kalo kamu menghindari pacaran karena takut dosa.
Menjadi jomblo jauh lebih bermartabat kalo itu diniatkan menjauhi maksiat.
Menjadi jomblo lebih baek kalo itu diniatkan karena Allah semata".




melepasmu

kadang ku teringat akan dirimu
teringat .. ketika senyummu masih untukku
yang selalu hadir dalam mimpiku
yang sampai saat ini masih terbayang di pelupuk mataku..

memang terkadang ku tak pernah bisa menyadari keadaan diri ku
mungkin itu yang membuat lelah dan muak
hingga saat ini tanpa kepastian

Tak banyak kata untukmu lagi
selain kata " aku sayang padamu"
hanya itu yang masih melekat difikiranku
tak pernah hilang dalam dekapan waktu


ku lepaskan dirimu berlalu dengan cintamu
di batas kota ini ,ku iringi kepergian mu dengan hati rela
di iringi derai air mata ,persembahan terakhir kali untukmu

aku rela melepas dirimu pergi dari sisiku
demi dia yang mencintaimu
walaupun kini dirimu tlah di lain hati
bersama cintamu ,
biarlah kenangan ku bawa pergi
bersama bias bayangmu
sebagai pengganti dirimu tuk melepaskan
sgala kerinduan di hati ini..




Disini di batas senja ku berdiri
menantang sang surya tuk tak tenggelam
supaya ku tak terlelap dalam tidur
supaya ku tak terhanyut dalam lamunan..

kenangan itu..

Jangan paksa aku bercerita .. karna hanya sedih yang ada
terlalu berat melupakanmu
apa yang tlah kita lalui tak mungkin terulang lagi
tapi ku yakin tetap teringat..

Dan hanyalah doa sebagai penghubung harapan kita
mungkin kenangan mengingatkan kita
Dan mungkin rindu akan membawa kita kembali bersama

terima kasih atas apa yang kamu beri
izinkanlah aku pergi dengan ketulusan hati
Dan lepaslah aku dengan senyum mu
senyum dan tawa yang menghiasi saat  ini..

masa lalu

Episode dari tragedi masa lalu kini telah berakhir, kesedihan takkan mampu untuk memperbaikinya, sikap apatis dan melankolis tidak dapat menghasilkan sesuatu yang benar, depresi tidak akan pernah mampu mengembalikan masa lalu ke dalam kehidupan sekarang, karena masa sesungguhnya sudah selesai. setiap anak manusia pasti menghadapinya.
Seseorang akan mengalami kegoncangan jiwa (penyakit yang dapat menghancurkan kekuatan untuk hidup pada saat ini) jika selalu mengingat-ingat masa lalu serta tragedi-tragedi yang terjadi di dalamnya.
Milikilah tujuan hidup yang kuat dan jelas jika ingin berhasil melampaui dan melupakan masa lampau, siapkan sikap mental yang prima jika tidak ingin melihat lagi cahaya masa lalu, sebab sesungguhnya masa lalu itu berada pada sisi yang paling gelap dalam relung-relung kalbu. Karena itu tutuplah rapa-rapat pintu masa lalu, jangan biarkan bayangan mimpi buruk masa lalu mengganggu hidup masa kini, jangan biarkan pikiran anda dikuasao bayang-bayang kenangan pahit masa lalu yang tidak akan pernah dicapai kembali. Selamatkanlah diri anda dari bayang-bayang masa lalu yang menghantui, mintalah campur tangan Tuhan untuk mengatasinya.
Tak seorangpun mampu mengembalikan matahari ketempat semula ia terbit, anda juga tidak dapat mengembalikan bayi kedalam rahim ibunya atau menyimpan kembali air mata kekelopak mata.
Dengan terus menerus mengingat masa lalu serta kejadian-kejadiannya, maka anda telah memposisikan diri pada kondisi hidup yang tragis dan anda hidup anda masa kini dibelenggu oleh masa lalu.
Jangan biarkan hati anda terkoyak hanya untuk mengenang masa lalu yang pahit.
Jangan biarkan jiwa anda tertekan hanya karena memikirkan sesuatu yang sudah selesai.
Terlalu banyak mengenang dan memikirkan masa lalu berarti anda telah banyak meghamburkan masa kini yang anda miliki. Ingatlah ketika ALLAH menerangakan kondisi bangsa-bangsa terdahulu, Dia Yang Maha Perkasa berfirman "itu adalah umat yang lalu" (al-baqarah 2:134).
Ingat, hari yang lalu telah berlalu dan itu sudah selesai, jangan lagi anda menganalisanya dan memutar kembali roda sejarah yang kelam, karena anda tidak mendapat manfaat apapun darinya.
Jangan pindahkan orang mati dari kuburnya, orang yang ingin hidup dimasa lalu sama seperti orang menggergaji serbuk kayu. Malapetaka bagi anda, jika anda tidak mampu berinteraksi dengan masa kini, berarti anda telah menyia-nyiakan istana yang indah, anda hanya meratapi bangunan yang telah hancur.
Jika setiap jin dan manusia bersama-sama membawa masa lalu, mereka pasti takkan mampu dan pasti akan gagal. Segala makhluk yang ada diatas bumi saja selalu bergerak maju, tumbuh dan berkembang, maka anda juga harus berbuat demikian. Anda harus mempersiapkan diri untuk memasuki masa kini dan menyongsong era baru, tentunya dengan iman dan spirit yang baru pula.Teguhkan iman dalam jiwa, bersandarlah kepada ALLAH dan yakinlah ALLAH bersama anda.
"Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu-lah kami mohon pertolongan" (al-fatihah 1:5).

apa sich pacaran itu ?

Istilah pacaran tidak bisa lepas dari remaja, karena salah satu ciri
remaja yang menonjol adalah rasa senang kepada lawan jenis disertai
keinginan untuk memiliki. Pada masa ini, seorang remaja biasanya
mulai "naksir" lawan jenisnya. Lalu ia berupaya melakukan pendekatan
untuk mendapatkan kesempatan mengungkapkan isi hatinya. Setelah
pendekatannya berhasil dan gayung bersambut, lalu keduanya mulai
berpacaran.

Pacaran dapat diartikan bermacam-macam, tetapi intinya adalah
jalinan cinta antara seorang remaja dengan lawan jenisnya. Praktik
pacaran juga bermacam-macam, ada yang sekedar sms an ,berkirim surat,
telepon, menjemput, mengantar atau menemani pergi ke suatu tempat,
apel, bahkan sampai ada yang layaknya pasangan suami istri.

Di kalangan remaja sekarang ini, pacaran menjadi identitas yang
sangat dibanggakan. Biasanya seorang remaja akan bangga dan percaya
diri jika sudah memiliki pacar. Sebaliknya remaja yang belum
memiliki pacar dianggap kurang gaul. Karena itu, mencari pacar di
kalangan remaja tidak saja menjadi kebutuhan biologis tetapi juga
menjadi kebutuhan sosiologis. Maka tidak heran, kalau sekarang
mayoritas remaja sudah memiliki teman spesial yang disebut "pacar".

Lalu bagaimana pacaran dalam pandangan Islam??
Istilah pacaran sebenarnya tidak dikenal dalam Islam. Untuk istilah
hubungan percintaan antara laki-laki dan perempuan pranikah, Islam
mengenalkan istilah "khitbah (meminang". Ketika seorang laki-laki
menyukai seorang perempuan, maka ia harus mengkhitbahnya dengan
maksud akan menikahinya pada waktu dekat. Selama masa khitbah,
keduanya harus menjaga agar jangan sampai melanggar aturan-aturan
yang telah ditetapkan oleh Islam, seperti berduaan, memperbincangkan
aurat, menyentuh, mencium, memandang dengan nafsu, dan melakukan
selayaknya suami istri.

Ada perbedaan yang mencolok antara pacaran dengan khitbah. Pacaran
tidak berkaitan dengan perencanaan pernikahan, sedangkan khitbah
merupakan tahapan untuk menuju pernikahan. Persamaan keduanya
merupakan hubungan percintaan antara dua insan berlainan jenis yang
tidak dalam ikatan perkawinan.
Dari sisi persamaannya, sebenarnya hampir tidak ada perbedaan antara
pacaran dan khitbah. Keduanya akan terkait dengan bagaimana orang
mempraktikkannya.

Demikian juga pacaran, jika orang dalam
berpacarannya melakukan hal-hal yang dilarang oleh Islam, maka hal
itu (kalian bisa menilai kan ,jika sesuatu yang "dilarang" itu .. bagaimana hukumnya ,hehe )
Jika seseorang menyatakan cinta pada lawan jenisnya yang tidak
dimaksudkan untuk menikahinya saat itu atau dalam waktu dekat,
apakah hukumnya haram? Tentu tidak, karena rasa cinta adalah FITRAH
yang diberikan allah, sebagaimana dalam firman-Nya berikut:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (QS. Ar-Rum: 21)

Allah telah menjadikan rasa cinta dalam diri manusia baik pada laki-
laki maupun perempuan. Dengan adanya rasa cinta, manusia bisa hidup
berpasang-pasangan. Adanya pernikahan tentu harus didahului rasa
cinta. Seandainya tidak ada cinta, pasti tidak ada orang yang mau
membangun rumah tangga. Seperti halnya hewan, mereka memiliki
instink seksualitas tetapi tidak memiliki rasa cinta, sehingga
setiap kali bisa berganti pasangan. Hewan tidak membangun rumah
tangga.
Menyatakan cinta sebagai kejujuran hati tidak bertentangan dengan
syariat Islam. Karena tidak ada satu pun ayat atau hadis yang
secara eksplisit atau implisit melarangnya. Islam hanya memberikan
batasan-batasan antara yang boleh dan yang tidak boleh dalam
hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri.

Allah SWT berfirman : "Dan janganlah kamu mendekati zina
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu
jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32) . Maksud ayat ini, janganlah kamu
melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa menjerumuskan kamu pada
perbuatan zina. Di antara perbuatan tersebut seperti berdua-duaan
dengan lawan jenis ditempat yang sepi, berciuman, dan lain sebagainya.



Dan ternyata Pacaran pada usia dini biasanya memiliki lebih banyak kerugian lho dari pada keuntungan. sebagai contoh:

1. Mengurangi waktu kita,waktu kita 24 jam.Untuk berkomunikasi dengan pacar membutuhkan waktu -/+ 5 – 10 jam perhari.
2. Menghambat kerja otak,karena memikirkan satu obyek saja [pacar] akan membuat otak kita semakin sempit dan dangkal.Belum lagi kalo Playboy 
3. Menghabiskan uang,apalagi zaman modern seperti ini.Habis uang pulsa,uang bensin,dan uang – uang lainnya 
4. Menghambat cita- cita.Cita-cita di dapat dari suatu imajinasi dalam pikiran kita,jika pikiran kita sudah berimajinasi kepada pacar,tentunya akan menghambat.
5. Menambah dosa karena dapat menimbulkan nafsu birahi.
6. Menambah aib keluarga,jika tidak dapat menjaga nafsu tentunya bisa married accident.
7. Mengulur – ulur pernikahan.Sudah tidak heran lagi,karena keasikan pacaran,sehingga mengulur – ulur pernikahan.
8. Dapat menimbulkan efek sakit hati,apabila putus sehingga menimbulkan Mantan Pacar.Mantan Pacar ini berbahaya lho,karena bisa maen hati setelah sudah beristri besok.

So..bagaimana menurut kalian ?
:)

Rabu, 27 Juli 2011

bicara soal kematian


Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?
Seperti yang tercantum dalam ayat “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.
Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.
Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)
Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!
Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.
Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.
Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.
Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.
Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.
Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.
Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.
Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?
Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting
Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.
Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.
Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:
Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)
Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.

merindu

Bermaknah kah tiap baris kata-kata
Ataukah hanya di bibir saja
Bersungguhkah rindu yang engkau pamerkan
Ataukah sekedar candaan
Rindu........telah melekat dalam hatiku
Walau awan lalu......
minduku tak berubah arah.........

Purnama mengambang cuma berteman
Bintang berkelipan dan juga awan

Siapa tau rindu yang mencengkam di hatiku.........
Aku meminta pada yang ada.......
Aku merindu pada yang kasih......
Purnama mengambang berbagai warna


Bila embunpun datang tinggal purnama

Tinggallah aku....sendirian

Berteman kan malam sepi

Hiaskanlah cinta dijari manisku
Sinarkan bagai gemerlap kencana
Tandakanlah kasih dimercu kalbu

Serikanlah purnama yang merindu....

cermin jiwa..sang adam ?

Setetes demi setetes embun di kuncup-kuncup dedaunan mulai mengering oleh sinar sang mentari yang mulai sepenggelahan naik menyapa hari.
Dan kuning dedaunan pun satu demi satu berguguran meninggalkan rantingnya.
Resah...
Semakin gelisah jiwa ini menghitung waktu yang terus berlalu.
Sampai kapankah kesendirianku melewati usia..
Sementara sungai terus mengalir menemui muara.
Dan Aku ?
Ya Rahim.. Dimana Kau simpan cermin jiwa itu.
Cermin jiwaku..
Yang rela menghabiskan sisa hidupnya bersamaku.
Yang ikhlas menerima aku dengan segala kekurangku
Aku ingin belajar bersamanya tuk meraih cinta-Mu

Tak ingin lama hidup dalam gelisah.
Dimanakah bayanganku itu..
Yang akan meredakan tangisan di sanubari
Menepis gundah di dalam hati.
Pertemukanlah...
Akan ku terima lebih dan kurangnya..
Karena ku yakin, dari-Mu yg terbaik untukku..
Karena dia...

note

Ya Allah entah apa yang hamba bingungkan dan pikirkan..
sungguh seperti halnya kesia-siaan belaka..
entah mengapa hamba ragu akan jalan ini..
sungguh meragu..
jalan kecil membiarkan sedikit berlalu..
entah kapan akan berhenti berjalan dan mulai berlari jauh..

Ya Allah..
entah apa dan mengapa hamba tersentak disini..
apakah hamba ini setengah jalan dan setengah hati..
sungguh hamba ini dalam bimbang..
niatkan hamba Ya Allah
teguhkan hamba dari suatu kemalasan dan setengah hati
kuatkan hamba dalam melangkah..
kuatkan raga dan hati hamba..
biarkan tetap apa adanya dan ada

untuk pemilik tulang rusuk ku





Ku tuliskan  ini karena kerinduan yang sangat dalam padamu
Ku tulis kata-kata ini karena hatiku yang tidak tahan untuk bertemu denganmu
kau jauh berada disana,di tempat yang paling misteri di dunia ini
kau tidak memperdulikan betapa aku yang banyak menangis menunggu pertemuan kita yang agung itu .. siapakah engkau ??


kau tidak memperdulikan betapa aku yang banyak menangis menunggu pertemuan kita yang agung itu

Tidakkah kau memikirkan hal itu wahai pemilik tulang rusukku
Tidakkah kau memahami betapa sulit dan beratnya penantianku ini
Aku tau pertemuan itu akan datang kelak
Aku hanya akan setia kepadamu
Akan aku tunggu pak pos yang akan mengantar surat balasanmu dari langit

Senin, 18 Juli 2011

masihkah ada ?

Gemuruh dadaku makin menyiksa..
Bagai gelegar suara merapi disana..
Aku coba bertahan walau terasa sesak..
Seakin sesak ketika ku temukan namamu..
Perlahan menetes air di pipi kananku..
Aku terus dan masih ingat kamu..
Andai kaki ini bisa berlari,
Kan kuhampiri dirimu yang jauh disana..
Tapi tubuhku tetap terpaku
dengan semua kesibukan yg kucari-cari sendiri..
Masihkah ada asa itu ?

Dimanakah kebahagian itu ?

Dimanakah kebahagiaan itu?
berjuta orang setiap hari, setiap detik, dan menit,
berlomba bersama waktu mengejar sesuatu bernama bahagia.
Dimanakah kebahagiaan itu?
Pada istana nan megah,
atau pada gubuk tua?
Pada hutan-hutan atau pesisir pantai?
Pada gelak tawa di hiruk pikuk pesta,
atau
pada tangisan lapar mereka ?
Bukankah kebahagiaan adalah salah satu kodrat manusia?
dan membagi setiap kebahagiaan adalah takdirnya

ibu

ibu..
yang sanggup beri warna cinta,
merah putih, hitam dalam hidup..
yang sanggup letakkan es dan api,
di meja makan setiap waktu
yang sanggup beri peluk cium,
berupa lebam di badan
yang sanggup buatmu sangsi,
tentang diri kandung ataukah tiri?
yang sanggup syairkan kuat,
tentang kualat dan kesaktian doa
yang sanggup kipas emosi,
berlarian tiada arah kendali
yang sanggup menjebakmu di satu titik,
terkunci mati pada ambigu dan kontradiktif
yang sanggup buatmu,
berpikir indahnya membunuh diri..

Belum saatnya

Semua kejadian itu ada hikmahnya.. Selalu ada rencana indah di setiap jalan yang kita lalui. Baik kita sadari maupun tidak.

Seringkali.. aku ingin bertemu dirimu.. Tapi selalu tak ada waktu..
Di lain waktu kau mungkin ingin bertemu diriku.. tapi juga terhalang berbagai hal..
Semua akan indah pada waktunya..
dan ketika akhirnya kita tidak pernah mengharapkan untuk berjumpa, maka kita dipertemukan..
Begitu sederhana..

Aku pernah mencintaimu..
Kau pun mungkin memiliki rasa yang sama..
Dan hingga kini, mungkin kita masih saling mencintai, dengan rasa dan cara yang berbeda.

Jika suatu kali kau di sana dan aku di sini.. maka tak mungkin kita bertemu..
Suatu hari nanti jika aku yang kesana, mungkin kita akan ketemu.
Pun jika engkau yang ke sini.. kita bisa berjumpa..

dan lagi, untuk yang kesekian kalinya..
Tuhan selalu punya rencana indah untuk setiap hamba-Nya.

Ketika engkau yang akhirnya ke sini.. Aku justru sudah terbang ke tempat yang berbeda.
Dan kita ngga mungkin ketemu di waktu yang sama..

Maafkan aku, mungkin belum saatnya kita berjumpa..
Jika tidak kali ini, pasti ada waktu yang lain..


Tuhan selalu tahu yang terbaik bagi setiap hamba-Nya..
Tak terkecuali, kita berdua..

semua kan indah pada waktunya

ada waktu untuk berduka
dan ada waktu tuk tertawa
untuk sgala sesuatu
ada waktunya,..

ada waktu untuk seriuz
dan ada waktu tuk becanda
kau jadikan semua indah
pada waktunya..

walau kini ku menabur benih
sambil mencucurkan air mata
ku percaya..
suatu saat ku kan menuai hasilnya
sambil bertsorak sorai,..

Kamis, 14 Juli 2011

sepi

aq tau malam ini semua sudah terlelap
hanya angin malam yang menemaniku,
sendiri, dan selalu sendiri..
apa yang sudah terjadi kemarin
adalah pelajaran berharga
tapi yang akan terjadi esok,
siapa yang tau??
ini hanya bait tanpa makna,
tak juga berarti apa-apa..
hanya ingin menumpahkan apa yang ada .. aq rasa..

diam mu .. sepi ku,..

Dalam kesepian ini...
Duduk bersendiri menatap birunya langit
Terimbas kembali kisah waktu itu
Setetes air mata mengalir.. sendu merasuk hati..
Mengasak semua rasa sakit itu
Yang ku pendam dalam lubuk hati
Semakin lama kelopak mataku bengkak..

Andai dapat ku berteriak
Dalam jeritan kuat memecah
Apa yang tlah terjadi bagaikan mimpi
Mungkinkah bisa terhapus
Satu kisah yang meruntun kalbu?

Ukiran senyuman bahagia
Ku sembunyikan rasa itu
Agar tiada kelihatan perasaan itu


Saat kesepian berlagu rindu..
Sering ku tatap fotowajahnya
Mengharapkan semangat darinya
Mengembalikan semangat diri
Agar aku bisa ceria kembali


Sering juga ku bingung mentafsir isi hati ini
Tentang apa yang terpendam dalam lubuk diammu
benarkah satu pertemuan itu  nyata
atau sekadar   halusinasi?

Dalam kesepianku.. duduk tenang  dalam hati ku..

bayangmu

Ku renung sinar rembulan
Indah cahayanya menggoda
Selintas wajahmu bertamu hadir
Mengusik jiwa yang kerinduan
Gemersik suaramu dekat ke telingaku
Ku bayang bayang.. ku tersenyum sendiri
Aku berimaginasi lagi..

Ku renung terus sinar rembulan
Seakan kamu disitu.. melirik pandanganmu
Menusuk ke jantungku sakit rasa perutku
Sesak rasa nafasku..
Malu.. malu.. ku tutup wajah ku
aduhh, rumit dibuatnya..


Wahai sang bulan..
Kabarkan padanya cepat
Setiap hari ku mendoakan dirinya
moga dia selalu sehat dan bahagia di sana,
agar dipermudahkan segala pekerjaannya..

Sayangku..
Aku terlalu merinduimu..
Sungguh rinduku seperti beban..
Sulit untukku mengungkapkan dengan kata-kata
moga kamu merinduiku juga..

mungkinkah kau rasa

Kiranya aku berikan rasa cinta tulus ikhlas,
Yang sering ku ungkapkan dalam goresan tinta
Kadang ku sembunyi dalam lipatan kata
Kadang juga ku lindung balik senda gurau
Untuk kau seorang dalam tersirat
Tanpa mengharap balasan simpati
Hanya untuk kau rasai
Mampukah kau genggam tuk setia?
walau badai melanda
Walau kencang tiupan angin
Yang mungkin satu masa
Apakah kau dan aku akan selamanya untuk duduk bersama?
apa kemungkinan ,apa yang kita rasa slalu sama ?
Tiada semua yang sempurna dan indah?
Apakah kau akan menerima sesuatu dengan apa adanya ?
Atau sudah bosan kau untuk memandang ku?
Lalu melontar aku jauh dari sudut hati?

Kiranya kau tahu, segala resah ku berlalu
bila wajahmu menjenguk rasa.. hanya terlontarkan kata dalam hati ,..

Ku tak ingin menangis..

Aku tak ingin menangis..
aku mau bangun dari mimpi ngeri semalam
mimpi yang bisa buat aku sering ketakutan
aku mau lari dari bayangan hitam yang merasuk
bayangan yang bisa buat aku ketakutan..
aku mau tabah dari sebuah tekanan emosi
tekanan yang bisa buat aku hilang kekuatan diri..

Aku tak ingin menangis..
biar kuat badai ombak membelah pantai
walau besar amukan tsunami yang menghempas
memukul .. memporak peranda apa yang ada
akan ku pertahankan segala kekuatan
agar tidak rebah, jatuh tersungkur..
aku takkan berputus asa..
akan ku kuburkan kisah silam itu
agar ia tak akan kembali menghantui lagi..
pergilah.. usirlah kenangan lalu
biarlah kisah sedih semalam
ditiup bersama angin melontar jauh dan jauh..
ke lautan api yang marak..
biar ia habis, terbakar hangus

Aku tak ingin menangis lagi..
akan ku basuh segala kenangan yang ada
dek kerana hasutan fitnah itu..
biar ia putih bersih..
akan ku balut luka-luka yang berdarah
dek kerana tusukan tikaman belati itu..
biar ia sembuh semula kembali bertaut..
akan ku tawarkan rasa dendam yang bermukim

akan ku keringkan air mata ini yang terus mengalir..
akibat rasa sedih yang bermayam..
biar wajah mekar berseri..
aku mau riang.. hidup bahagia
mau menjadi aku seperti anak-anak..
terang bersinar cahaya tawa ria
walau dulu hanya duduk di pondok buruk..

Ku hapuskan semua rasa yang membuat kalbu hancur berkecamuk dalam sudut hati .. dan berhenti menangis,..

Hati ini..

Kembali pada sebuah pengorbanan hati
Hanya untuk membuatmu slalu tersenyum bahagia
Dengan mempersembahkan kelapangan dan kejernihan hati
dari kesedihan dan pembuktian cinta ini


Aku ingin, agar mentari menyinari hati dengan sinarNya
Lalu lentera hatipun benderang
Dari redupnya kesedihan
Agar cinta tetap berwarna indah

Kepada angin bersihkan debu-debu pada hati ini
Oleh hembusan angin dzikir
Agar bening tanpa noda dosa
Yang melekat oleh nafsu

Rabb, pengorbanan atas Asma-MU
Kuharap Kau terima sebagai keputusan yang baik
Agar aku sampai pada singgasana langit dan surgaMU
Walau tiada pantas kuemban sebagai permaisuriMU
Tapi aku tak ingin ada pada tempat yang tak layak ditempatMU

Padamu kupersembahkan kesetiaan dan pengorbanan
Dari imanku dengan lautan Sabar dan Syukur
Dengan melewati jalan percintaanku..

Rapuh

detik waktu terus berjalan
berhias gelap dan terang
suka dan duka tangis dan tawa
tergores bagai lukisan

seribu mimpi berjuta sepi
hadir bagai teman sejati
di antara lelahnya jiwa
dalam resah dan air mata
kupersembahkan kepadaMu
yang terindah dalam hidup

meski ku rapuh dalam langkah
kadang tak setia kepadaMu
namun cinta dalam jiwa
hanyalah padaMu

maafkanlah bila hati
tak sempurna mencintaiMu
dalam dadaku harap hanya
diriMu yang bertahta

detik waktu terus berlalu
semua berakhir padaMu

Ya Tuhan..

Berpelung kau senggamahi dalam lusuhmu
Meniti kau berlabuh genapi temaram malammu
dalam kehadiran menjemput cahaya hidayahNya
Tuhan Maha Memberi Maha Menerima setiap tamu yang berkunjung kepadaNya
PintuNya selalu terbuka lebar-lebar bagi siapapun
dan jamuannNya selalu tersaji bagi setiap tamuNya yang berkunjung kepadaNya
dengan lapang atas Maha KelapanganNya
denga lembut atas Maha KelembutanNya
akan menerima selaksa keindahan
Janganlah putus asa dihadapanNya
Dia tidak menykai tamu-tamuNya yang berputus asa
dan juga tidak membuat tamu-tamuNya berputus asa dihadapanNya
kelusuhanmu akan diganti olehNya dengan pakaian kelembutan dan kehalusan
dalam kehendakNya yang tak pernah lelah menlindungi hamba-hambaNya
dan akan merapikanmu penuh selaksa keanggunan

Minggu, 10 Juli 2011

Keterampilan Mengadakan Variasi dan Keterampilan Menjelaskan Rangkuman (#sharing mata kuliah PGSD)

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tidak terbebas dari kejenuhan apabila melihat serta mendengarkan hal yang sama. Demikian pula dalam bidang pembelajaran. Siswa akan menjadi bosan apabila setiap hari hanya menjumpai hal-hal yang rutin, seperti mendengarkan uraian guru semata. Untuk mengatasi kebosanan tersebut, guru dapat memberikan variasi dalam kegiatan pembelajaran. Variasi yang dapat dilakukan guru mencakup.
1. Variasi suara, meliputi:
a. pemusatan perhatian,
b. kesenyapan,
c. kontak pandang,
d. gerakan dan mimik, dan
e. pergantian posisi.
2. Variasi penggunaan media dan alat pembelajaran, mencakup:
a. variasi media dan alat yang dapat dilihat,
b. variasi media dan alat yang dapat didengar, dan
c. variasi media atau alat yang diraba atau dimanipulasi.
3. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
Pola ini sangat beragam, dari pola yang didominasi oleh guru sampai dengan pola yang memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri sepenuhnya.
Suatu penjelasan merupakan penyajian informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis untuk menunjukkan penyajian suatu hubungan, seperti sebab akibat dalil dan contoh, antara sesuatu yang telah diketahui dengan sesuatu yang belum diketahui. Dalam tugas sehari-hari, guru tidak pernah lepas dari tugas menjelaskan sesuatu kepada siswa. Oleh karena itu, keterampilan ini perlu ditingkatkan efektivitasnya. Untuk dapat lebih mengefektifkan keterampilan menjelaskan, guru perlu memahami komponen-komponennya secara garis besar. Keterampilan menjelaskan dikelompokkan menjadi dua komponen, yaitu keterampilan merencanakan dan menyajikan penjelasan.
Komponen-komponen merencanakan penjelasan, mencakup:
1. hal-hal yang berhubungan dengan isi pesan, dan
2. hal-hal yang berhubungan dengan siswa sebagai penerima pesan.

(#sharing mata kuLiah PGSD)

Ketrampilan dasar mengajar (#sharing mata kuLiah)

 (#sharing mata kuliah PGSD)

1: Keterampilan Bertanya dan Keterampilan Memberikan Penguatan
Rangkuman
Dalam setiap kegiatan pembelajaran, guru tidak dapat lepas dari penggunaan teknik bertanya. Oleh karena itu, fungsi pertanyaan guru adalah sebagai alat mengajar. Pertanyaan yang diajukan oleh guru mempunyai tujuan bermacam-macam. Satu pertanyaan yang diajukan dapat sekaligus mencapai beberapa tujuan. Dalam menggunakan pertanyaan, guru harus menunjukkan kehangatan serta sikap antusias sehingga dapat mendorong siswa untuk lebih bergairah dan sungguh-sungguh menjawab pertanyaan. Selain itu, masih ada beberapa kebiasaan yang perlu dihindari adalah:
1. mengulangi pertanyaan sendiri,
2. mengulangi jawaban siswa,
3. menjawab pertanyaan sendiri,
4. mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak,
5. mengajukan pertanyaan ganda, dan
6. menunjuk siswa tertentu sebelum bertanya.
Keterampilan bertanya dibagi menjadi dua, yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Masing-masing keterampilan itu mempunyai beberapa komponen. Perlu diperhatikan bahwa komponen bertanya dasar juga masih dipakai dalam menerapkan keterampilan bertanya lanjut.
Komponen keterampilan bertanya lanjut:
1. pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat,
2. pemberian acuan,
3. pemusatan,
4. pemindahan giliran,
5. penyebaran,
6. pemberian waktu berpikir,
7. sambutan yang hangat,
8. pemberian tuntunan
Komponen keterampilan bertanya lanjut:
1. pengubahan tuntutan tingkat kognitif,
2. pengaturan urutan pertanyaan,
3. penggunaan pertanyaan pelacak,
4. peningkatan terjadinya interaksi.
Dalam menggunakan keterampilan bertanya tersebut, perlu diingat bahwa ada tingkatan pertanyaan dari pertanyaan tingkat yang paling rendah sampai pada tingkatan yang tertinggi.
Dalam kegiatan pembelajaran, siswa perlu mendapat penghargaan apabila telah melakukan tugas dengan baik. Penghargaan tersebut akan merupakan penguatan bagi siswa sehingga berusaha untuk mengulangi penampilan yang sama. Dalam menggunakan penguatan, guru harus memperhatikan prinsip penggunaan, yaitu kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan, serta menghindari respons yang negatif. Penguatan dapat diberikan kepada siswa secara individu (kepada pribadi tertentu), kepada kelompok, dan penguatan tersebut harus diberikan dengan segera. Agar tidak membosankan, penguatan hendaknya bervariasi, sebab penguatan yang serupa bila diberikan secara terus-menerus akan menjadi kurang efektif. Komponen keterampilan memberi penguatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penguatan verbal dan nonverbal. Penguatan verbal dapat berwujud kata-kata, seperti bagus, baik, betul, sedangkan penguatan nonverbal dapat berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekat, penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan dengan sentuhan, penguatan berupa simbol atau benda, dan penguatan tidak penuh

beranjak dewasa

Di malam yang sunyi dan sesenyap ini
Dapatkah kumohon pada Yang Esa
Masihkah tampak manis raut wajahku
Masihkah seputih kapas dihatiku
Bilakah tak kukoyak mata hatiku
Oh mungkinkah

Begitu besarnya kasih-Mu untukku
Karunia dari-Mu setiap waktu
Tanpa-Mu tak kan indah jalan hidupku
Tanpa-Mu tak kan mudah nikmat rizki-Mu
Karena-Mu s'lalu bersyukur saat ini
Ku beranjak dewasa

Semoga hidup ini kulalui dengan hati
Yang seterang bintang-bintang indah bertaburan
Tanpa kecewa amarah, prasangka oh.

Dan semoga selalu kujalani perintah-Mu
Tuhan bimbinglah diriku
Penuh kasih, Yang Maha Pengasih
Doaku selalu
Di malam ini

Senin, 04 Juli 2011

jangan menyia-nyiakan orang yang menyayangimu

Pada dasarnya, seorang laki-laki berkecenderungan untuk memilih wanita yang cantik. Sedangkan wanita, berkencenderungan untuk memilih laki-laki yang berharta. Maka, kalau seseorang punya anak laki-laki atau saudara laki-laki mau menikah, maka pertanyaan yang sering muncul adalah “Calon istrimu cantik atau tidak” dan jarang ada pertanyaan “Calon istrimu kerjanya dimana”.


Begitu juga sebaliknya, kalau seseorang punya anak perempuan atau saudara perempuan mau menikah, maka pertanyaan yang sering muncul adalah “Calon suamimu kerjanya dimana” dan jarang ada pertanyaan “Calon suamimu ganteng atau tidak”.

Kalau kita mau jujur, sebagai seorang laki-laki, ingin menikah, juga berkecenderungan mencari wanita yang cantik. Begitu juga sebaliknya, kalau kita sebagai wanita, berkecenderungan mencari laki-laki yang berharta. Minimal, laki-laki itu sudah berpenghasilan yang diharapkan bisa menghidupi keluarga. Gambaran pelajaran dari Novel “Pudarnya Pesona Cleopatra” yaitu Novel Psikologi Pembangun jiwa, karangan Habiburrahman El Shirazy, Penulis Novel best seller Ayat-ayat cinta, semoga bisa jadi renungan bagi kita bersama.

Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalan kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal.” Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu” kata ibu.”Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu”, ucap beliau dengan nada mengiba.

Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku. Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu saja dan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impian tersendiri untuk calon istriku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai.

Saat khitbah (lamaran) sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, ia memang baby face dan anggun. Namun garis-garis kecantikan yang kuinginkan tak kutemukan sama sekali. Adikku, tante Lia mengakui Raihana cantik, “cantiknya alami, bisa jadi bintang iklan Lux lho, asli ! kata tante Lia. Tapi penilaianku lain, mungkin karena aku begitu hanyut dengan gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra, yang tinggi semampai, wajahnya putih jelita, dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas arab, dan bibir yang merah.

Di hari-hari menjelang pernikahanku, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibit cintaku untuk calon istriku, tetapi usahaku selalu sia-sia. Aku ingin memberontak pada ibuku, tetapi wajah teduhnya meluluhkanku. Hari pernikahan datang. Duduk dipelaminan bagai mayat hidup, hati hampa tanpa cinta, Pestapun meriah dengan hiburan group rebana. Lantunan shalawat Nabipun terasa menusuk-nusuk hati. Kulihat Raihana tersenyum manis, tetapi hatiku terasa teriris-iris dan jiwaku meronta. Satu-satunya harapanku adalah mendapat berkah dari Allah SWT atas baktiku pada ibuku yang kucintai. Rabbighfir li wa liwalidayya!

Layaknya pengantin baru, kupaksakan untuk mesra tapi bukan cinta, hanya sekedar karena aku seorang manusia yang terbiasa membaca ayat-ayatNya. Raihana tersenyum mengembang, hatiku menangisi kebohonganku dan kepura-puraanku. Tepat dua bulan Raihana kubawa ke kontrakan dipinggir kota Malang. Mulailah kehidupan hampa. Aku tak menemukan adanya gairah. Betapa susah hidup berkeluarga tanpa cinta. Makan, minum, tidur, dan shalat bersama dengan makhluk yang bernama Raihana, istriku, tapi Masya Allah bibit cintaku belum juga tumbuh. Suaranya yang lembut terasa hambar, wajahnya yang teduh tetap terasa asing.

Memasuki bulan keempat, rasa muak hidup bersama Raihana mulai kurasakan, rasa ini muncul begitu saja. Aku mencoba membuang jauh-jauh rasa tidak baik ini, apalagi pada istri sendiri yang seharusnya kusayang dan kucintai. Sikapku pada Raihana mulai lain. Aku lebih banyak diam, acuh tak acuh, agak sinis, dan tidur pun lebih banyak di ruang tamu atau ruang kerja.Aku merasa hidupku adalah sia-sia, belajar di luar negeri sia-sia, pernikahanku sia-sia, keberadaanku sia-sia. Tidak hanya aku yang tersiksa, Raihanapun merasakan hal yang sama, karena ia orang yang berpendidikan, maka diapun tanya, tetapi kujawab ”tidak apa-apa koq mbak, mungkin aku belum dewasa, mungkin masih harus belajar berumah tangga”.

Ada kekagetan yang kutangkap diwajah Raihana ketika kupanggil ‘mbak’, “ kenapa mas memanggilku mbak, aku kan istrimu, apa mas sudah tidak mencintaiku” tanyanya dengan guratan wajah yang sedih. “wallahu a’lam” jawabku sekenanya. Dengan mata berkaca-kaca Raihana diam menunduk, tak lama kemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku, “Kalau mas tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad nikah? Kalau dalam tingkahku melayani mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa mas diam saja, aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku didunia ini”. Raihana mengiba penuh pasrah. Aku menangis menitikan air mata buka karena Raihana tetapi karena kepatunganku.

Hari terus berjalan, tetapi komunikasi kami tidak berjalan. Kami hidup seperti orang asing tetapi Raihana tetap melayaniku menyiapkan segalanya untukku. Suatu sore aku pulang mengajar dan kehujanan, sampai dirumah habis maghrib, bibirku pucat, perutku belum kemasukkan apa-apa kecuali segelas kopi buatan Raihana tadi pagi. Memang aku berangkat pagi karena ada janji dengan teman.

Raihana memandangiku dengan khawatir. “Mas tidak apa-apa” tanyanya dengan perasaan kuatir. “Mas mandi dengan air panas saja, aku sedang menggodoknya, lima menit lagi mendidih” lanjutnya. Aku melepas semua pakaian yang basah. “Mas airnya sudah siap” kata Raihana. Aku tak bicara sepatah katapun, aku langsung ke kamar mandi, aku lupa membawa handuk, tetapi Raihana telah berdiri didepan pintu membawa handuk. “Mas aku buatkan wedang jahe”. Aku diam saja. Aku merasa mulas dan mual dalam perutku tak bisa kutahan. Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan Raihana mengejarku dan memijit-mijit pundak dan tengkukku seperti yang dilakukan ibu. ” Mas masuk angin. Biasanya kalau masuk angin diobati pakai apa, pakai balsam, minyak putih, atau jamu?” tanya Raihana sambil menuntunku ke kamar. “Mas jangan diam saja dong, aku kan tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membantu Mas”. “Biasanya dikerokin” jawabku lirih. ” Kalau begitu kaos mas dilepas ya, biar Hana kerokin” sahut Raihana sambil tangannya melepas kaosku. Aku seperti anak kecil yang dimanja ibunya. Raihana dengan sabar mengerokin punggungku dengan sentuhan tangannya yang halus. Setelah selesai dikerokin, Raihana membawakanku semangkok bubur kacang hijau. Setelah itu aku merebahkan diri di tempat tidur. Kulihat Raihana duduk di kursi tak jauh dari tempat tidur sambil menghafal Al Quran dengan khusyu. Aku kembali sedih dan ingin menangis, Raihana manis tapi tak semanis gadis-gadis mesir titisan Cleopatra.

Dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Cleopatra, ia mengundangku untuk makan malam di istananya.”Aku punya keponakan namanya Mona Zaki, nanti akan aku perkenalkan denganmu” kata Ratu Cleopatra. ” Dia memintaku untuk mencarikannya seorang pangeran, aku melihatmu cocok dan berniat memperkenalkannya denganmu”. Aku mempersiapkan segalanya. Tepat pukul 07.00 aku datang ke istana, kulihat Mona Zaki dengan pakaian pengantinnya, cantik sekali. Sang ratu mempersilakan aku duduk di kursi yang berhias berlian.

Aku melangkah maju, belum sempat duduk, tiba-tiba ” Mas, bangun, sudah jam setengah empat, mas belum sholat Isya” kata Raihana membangunkanku. Aku terbangun dengan perasaan kecewa. “Maafkanaku Mas, membuat Mas kurang suka, tetapi Mas belum sholat Isya” lirih Hana sambil melepas mukenanya, mungkin dia baru selesai sholat malam. Meskipun cuman mimpi tapi itu indah sekali, tapi sayang terputus. Aku jadi semakin tidak suka sama dia, dialah pemutus harapanku dan mimpi-mimpiku. Tapi apakah dia bersalah, bukankah dia berbuat baik membangunkanku untuk sholat Isya.

Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana, aku tidak tahu dari mana sulitnya. Rasa tidak suka semakin menjadi-jadi. Aku benar-benar terpenjara dalam suasana konyol. Aku belum bisa menyukai Raihana. Aku sendiri belum pernah jatuh cinta, entah kenapa bisa dijajah pesona gadis-gadis titisan Cleopatra.” Mas, nanti sore ada acara qiqah di rumah Yu Imah. Semua keluarga akan datang termasuk ibundamu. Kita diundang juga. Yuk, kita datang bareng, tidak enak kalau kita yang dieluk-elukan keluarga tidak datang” Suara lembut Raihana menyadarkan pengembaraanku pada Jaman Ibnu Hazm. Pelan-pelan ia letakkan nampan yang berisi onde-onde kesukaanku dan segelas wedang jahe. Tangannya yang halus agak gemetar. Aku dingin-dingin saja. “Maaf jika mengganggu Mas, maafkan Hana,” lirihnya, lalu perlahan-lahan beranjak meninggalkan aku di ruang kerja.

“Mbak! Eh maaf, maksudku… Dinda Hana!, panggilku dengan suara parau tercekak dalam tenggorokan. ” Ya Mas!”sahut Hana langsung menghentikan langkahnya dan pelan-pelan menghadapkan dirinya padaku. Ia berusaha untuk tersenyum, agaknya ia bahagia dipanggil “dinda”. ” Matanya sedikit berbinar. “Terima kasih dinda, kita berangkat bareng kesana, habis sholat dhuhur, insya Allah,” ucapku sambil menatap wajah Hana dengan senyum yang kupaksakan. Raihana menatapku dengan wajah sangat cerah, ada secercah senyum bersinar dibibirnya. “Terima kasih Mas, Ibu kita pasti senang, mau pakai baju yang mana Mas, biar dinda siapkan? Atau biar dinda saja yang memilihkan ya?”.

Hana begitu bahagia. Perempuan berjilbab ini memang luar biasa, Ia tetap sabar mencurahkan bakti meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya selama ini. Aku belum pernah melihatnya memasang wajah masam atau tidak suka padaku. Kalau wajah sedihnya ya. Tapi wajah tidak sukanya belum pernah. Bah, lelaki macam apa aku ini, kutukku pada diriku sendiri. Aku memaki-maki diriku sendiri atas sikap dinginku selama ini., Tapi, setetes embun cinta yang kuharapkan membasahi hatiku tak juga turun. kecantikan aura titisan Cleopatra itu? Bagaimana aku mengusirnya. Aku merasa menjadi orang yang paling membenci diriku sendiri didunia ini.

Acara pengajian dan qiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana membawa sejarah baru lembaran pernikahan kami. Benar dugaan Raihana, kami dielu-elukan keluarga, disambut hangat, penuh cinta, dan penuh bangga. “Selamat datang pengantin baru! Selamat datang pasangan yang paling ideal dalam keluarga! Sambut Yu Imah disambut tepuk tangan bahagia mertua dan ibundaku serta kerabat yang lain. Wajah Raihana cerah. Matanya berbinar-binar bahagia.

Lain dengan aku, dalam hatiku menangis disebut pasangan ideal. Apanya yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan Raihana lulusan terbaik dikampusnya dan hafal Al Quran lantas disebut ideal? Ideal bagiku adalah seperti Ibnu Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa cinta yang sampai pada pengorbanan satu sama lain. Rasa cinta yang tidak lagi memungkinkan adanya pengkhianatan. Rasa cinta yang dari detik ke detik meneteskan rasa bahagia. Tapi diriku? Aku belum bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki Raihana. Sambutan sanak saudara pada kami benar-benar hangat. Aku dibuat kaget oleh sikap Raihana yang begitu kuat menjaga kewibawaanku dimata keluarga. Pada ibuku dan semuanya tidak pernah diceritakan, kecuali menyanjung kebaikanku sebagai seorang suami yang dicintainya. Bahkan ia mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku. Aku sendiri dibuat pusing dengan sikapku. Lebih pusing lagi sikap ibuku dan mertuaku yang menyindir tentang keturunan. “Sudah satu tahun putra sulungku menikah, koq belum ada tanda-tandanya ya, padahal aku ingin sekali menimang cucu” kata ibuku. “Insya Allah tak lama lagi, ibu akan menimang cucu, doakanlah kami. Bukankah begitu, Mas?” sahut Raihana sambil menyikut lenganku, aku tergagap dan mengangguk sekenanya.Setelah peristiwa itu, aku mencoba bersikap bersahabat dengan Raihana. Aku berpura-pura kembali mesra dengannya, sebagai suami betulan. Jujur, aku hanya pura-pura. Sebab bukan atas dasar cinta, dan bukan kehendakku sendiri aku melakukannya, ini semua demi ibuku. Allah Maha Kuasa. Kepura-puraanku memuliakan Raihana sebagai seorang istri.

Raihana hamil. Ia semakin manis. Keluarga bersuka cita semua. Namun hatiku menangis karena cinta tak kunjung tiba. Tuhan kasihanilah hamba, datangkanlah cinta itu segera. Sejak itu aku semakin sedih sehingga Raihana yang sedang hamil tidak kuperhatikan lagi. Setiap saat nuraniku bertanya” Mana tanggung jawabmu!” Aku hanya diam dan mendesah sedih. “Entahlah, betapa sulit aku menemukan cinta” gumamku. Dan akhirnya datanglah hari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan keenam. Raihana minta ijin untuk tinggal bersama orang tuanya dengan alasan kesehatan. Kukabulkan permintaanya dan kuantarkan dia kerumahnya. Karena rumah mertua jauh dari kampus tempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh curiga ketika aku harus tetap tinggal dikontrakan. Ketika aku pamitan, Raihana berpesan, “Mas untuk menambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan tabunganku yang ada di ATM. Aku taruh dibawah bantal, nomor pinnya sama dengan tanggal pernikahan kita”.

Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega. Setiap hari Aku tidak bertemu dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Entah apa sebabnya bisa demikian. Hanya saja aku sedikit repot, harus menyiapkan segalanya.Tapi toh bukan masalah bagiku, karena aku sudah terbiasa saat kuliah di Mesir.Waktu terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saat aku pulang kehujanan. Sampai rumah hari sudah petang, aku merasa tubuhku benar-benar lemas. Aku muntah-muntah, menggigil, kepala pusing dan perut mual. Saat itu terlintas dihati andaikan ada Raihana, dia pasti telah menyiapkan air panas, bubur kacang hijau, membantu mengobati masuk angin dengan mengeroki punggungku, lalu menyuruhku istirahat dan menutupi tubuhku dengan selimut. Malam itu aku benar-benar tersiksa dan menderita. Aku terbangun jam enam pagi. Badan sudah segar. Tapi ada penyesalan dalam hati, aku belum sholat Isya dan terlambat sholat subuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana tentu aku nggak meninggalkan sholat Isya, dan tidak terlambat sholat subuh.

Lintasan Raihana hilang seiring keberangkatan mengajar di kampus. Apalagi aku mendapat tugas dari universitas untuk mengikuti pelatihan mutu dosen mata kuliah bahasa arab. Diantaranya tutornya adalah professor bahasa arab dari Mesir. Aku jadi banyak berbincang dengan beliau tentang mesir. Dalam pelatihan aku juga berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa arab dari Medan. Dia menempuh S1-nya di Mesir. Dia menceritakan satu pengalaman hidup yang menurutnya pahit dan terlanjur dijalani. “Apakah kamu sudah menikah?” kata Pak Qalyubi. “Alhamdulillah, sudah” jawabku. ”Dengan orang mana?. “Orang Jawa”. “Pasti orang yang baik ya. Iya kan? Biasanya pulang dari Mesir banyak saudara yang menawarkan untuk menikah dengan perempuan shalehah. Paling tidak santriwati, lulusan pesantren. Istrimu dari pesantren?”. “Pernah, alhamdulillah dia sarjana dan hafal Al Quran”. “Kau sangat beruntung, tidak sepertiku”. “Kenapa dengan Bapak?” “Aku melakukan langkah yang salah, seandainya aku tidak menikah dengan orang Mesir itu, tentu batinku tidak merana seperti sekarang”. ” Bagaimana itu bisa terjadi?”. “Kamu tentu tahu kan gadis Mesir itu cantik-cantik, dan karena terpesona dengan kecantikanya saya menderita seperti ini”.

Ceritanya begini, Saya seorang anak tunggal dari seorang yang kaya, saya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tua. Disana saya bersama kakak kelas namanya Fadhil, orang Medan juga. Seiring dengan berjalannya waktu, tahun pertama saya lulus dengan predkat jayyid, predikat yang cukup sulit bagi pelajar dari Indonesia. Demikian juga dengan tahun kedua. Karena prestasi saya, tuan rumah tempat saya tinggal menyukai saya. Saya dikenalkan dengan anak gadisnya yang bernama Yasmin. Dia tidak pakai jilbab. Pada pandangan pertama saya jatuh cinta, saya belum pernah melihat gadis secantik itu. Saya bersumpah tidak akan menikah dengan siapapun kecuali dia. Ternyata perasaan saya tidak bertepuk sebelah tangan. Kisah cinta saya didengar oleh Fadhil. Fadhil membuat garis tegas, akhiri hubungan dengan anak tuan rumah itu atau sekalian lanjutkan dengan menikahinya. Saya memilih yang kedua.

Ketika saya menikahi Yasmin, banyak teman-teman yang memberi masukan begini, sama-sama menikah dengan gadis Mesir, kenapa tidak mencari mahasiswi Al Azhar yang hafal Al Quran, salehah, dan berjilbab. Itu lebih selamat dari pada denganYasmin yang awam pengetahuan agamanya. Tetapi saya tetap teguh untuk menikahinya. Dengan biaya yang tinggi saya berhasil menikahi Yasmin. Yasmin menuntut diberi sesuatu yang lebih dari gadis Mesir. Perabot rumah yang mewah, menginap di hotel berbintang. Begitu selesai S1 saya kembali ke Medan, saya minta agar asset yang di Mesir dijual untuk modal di Indonesia. Kami langsung membeli rumah yang cukup mewah di kota Medan.

Tahun-tahun pertama hidup kami berjalan baik, setiap tahunnya Yasmin mengajak ke Mesir menengok orang tuanya. Aku masih bisa memenuhi semua yang diinginkan Yasmin. Hidup terus berjalan, biaya hidup semakin nambah, anak kami yang ketiga lahir, tetapi pemasukan tidak bertambah. Saya minta Yasmin untuk berhemat. Tidak setiap tahun, tetapi tiga tahun sekali Yasmin tidak bisa. Aku mati-matian berbisnis, demi keinginan Yasmin dan anak-anak terpenuhi. Sawah terakhir milik Ayah saya jual untuk modal. Dalam diri saya mulai muncul penyesalan. Setiap kali saya melihat teman-teman alumni Mesir yang hidup dengan tenang dan damai dengan istrinya. Bisa mengamalkan ilmu dan bisa berdakwah dengan baik. Dicintai masyarakat. Saya tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan. Jika saya pengin rendang, saya harus ke warung. Yasmin tidak mau tahu dengan masakan Indonesia. Kau tahu sendiri, gadis Mesir biasanya memanggil suaminya dengan namanya. Jika ada sedikit letupan, maka rumah seperti neraka.

Puncak penderitaan saya dimulai setahun yang lalu. Usaha saya bangkrut, saya minta Yasmin untuk menjual perhiasannya, tetapi dia tidak mau. Dia malah membandingkan dirinya yang hidup serba kurang dengan sepupunya. Sepupunya mendapat suami orang Mesir. Saya menyesal meletakkan kecantikan diatas segalanya. Saya telah diperbudak dengan kecantikannya. Mengetahui keadaan saya yang terjepit, ayah dan ibu mengalah. Mereka menjual rumah dan tanah, yang akhirnya mereka tinggal di ruko yang kecil dan sempit. Batin saya menangis. Mereka berharap modal itu cukup untuk merintis bisnis saya yang bangkrut. Bisnis saya mulai bangkit, Yasmin mulai berulah, dia mengajak ke Mesir.

Waktu di Mesir itulah puncak tragedi yang menyakitkan. “Aku menyesal menikah dengan orang Indonesia, aku minta kau ceraikan aku, aku tidak bisa bahagia kecuali dengan lelaki Mesir”. Kata Yasmin yang bagaikan geledek menyambar. Lalu tanpa dosa dia bercerita bahwa tadi di KBRI dia bertemu dengan temannya. Teman lamanya itu sudah jadi bisnisman, dan istrinya sudah meninggal. Yasmin diajak makan siang, dan dilanjutkan dengan perselingkuhan. Aku pukul dia karena tak bisa menahan diri. Atas tindakan itu saya dilaporkan ke polisi. Yang menyakitkan adalah tak satupun keluarganya yang membelaku. Rupanya selama ini Yasmin sering mengirim surat yang berisi berita bohong. Sejak saat itu saya mengalami depresi. Dua bulan yang lalu saya mendapat surat cerai dari Mesir sekaligus mendapat salinan surat nikah Yasmin dengan temannya. Hati saya sangat sakit, ketika si sulung menggigau meminta ibunya pulang”.

Mendengar cerita Pak Qulyubi membuatku terisak-isak. Perjalanan hidupnya menyadarkanku. Aku teringat Raihana. Perlahan wajahnya terbayang dimataku,tak terasa sudah dua bulan aku berpisah dengannya. Tiba-tiba ada kerinduan yang menyelinap dihati. Dia istri yang sangat shalehah. Tidak pernah meminta apapun. Bahkan yang keluar adalah pengabdian dan pengorbanan. Hanya karena kemurahan Allah aku mendapatkan istri seperti dia. Meskipun hatiku belum terbuka lebar, tetapi wajah Raihana telah menyala didindingnya. Apa yang sedang dilakukan Raihana sekarang? Bagaimana kandungannya? Sudah delapan bulan. Sebentar lagi melahirkan. Aku jadi teringat pesannya. Dia ingin agar aku mencairkan tabungannya.

Pulang dari pelatihan, aku menyempatkan ke toko baju muslim, aku ingin membelikannya untuk Raihana, juga daster, dan pakaian bayi. Aku ingin memberikan kejutan, agar dia tersenyum menyambut kedatanganku. Aku tidak langsung ke rumah mertua, tetapi ke kontrakan untuk mengambil uang tabungan, yang disimpan dibawah bantal. Dibawah kasur itu kutemukan kertas merah jambu. Hatiku berdesir, darahku terkesiap. Surat cinta siapa ini, rasanya aku belum pernah membuat surat cinta untuk istriku. Jangan-jangan ini surat cinta istriku dengan lelaki lain. Gila! Jangan-jangan istriku serong.

Dengan rasa takut kubaca surat itu satu persatu. Dan Rabbi ternyata surat-surat itu adalah ungkapan hati Raihana yang selama ini aku zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian mencintaiku, meredam rindunya akan belaianku. Ia menguatkan diri untuk menahan nestapa dan derita yang luar biasa. Hanya Allah lah tempat ia meratap melabuhkan dukanya. Dan ya Allah, ia tetap setia memanjatkan doa untuk kebaikan suaminya. Dan betapa dia ingin hadirnya cinta sejati dariku.

“Rabbi dengan penuh kesyukuran, hamba bersimpuh dihadapan-Mu. Lakal hamdu ya Rabb. Telah muliakan hamba dengan Al Quran.

Kalaulah bukan karena karunia-Mu yang agung ini, niscaya hamba sudah terperosok kedalam jurang kenistaan.

YaRabbi, curahkan tambahan kesabaran dalam diri hamba” tulis Raihana.

Dalam akhir tulisannya Raihana berdoa” Ya Allah inilah hamba-Mu yang kerdil penuh noda dan dosa kembali datang mengetuk pintumu, melabuhkan derita jiwa ini kehadirat-Mu.

Ya Allah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh derita dan kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku dan menelantarkanku. Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih kurang apa kesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya?

Ya Allah, jika memang masih ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu ini cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suamiku.

Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon jangan murkai dia karena kelalaiannya. Cukup hamba saja yang menderita. Maafkanlah dia, dengan penuh cinta hamba masih tetap menyayanginya.

Ya Allah berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya.

Ya Allah, Engkau maha Tahu bahwa hamba sangat mencintainya karena-Mu. Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia dengan teguran-Mu.

Ya Allah dengarkanlah doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau”.

Tak terasa air mataku mengalir, dadaku terasa sesak oleh rasa haru yang luarbiasa. Tangisku meledak. Dalam tangisku semua kebaikan Raihana terbayang. Wajahnya yang baby face dan teduh, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tanganya yang halus bersimpuh memeluk kakiku, semuanya terbayang mengalirkan perasaan haru dan cinta. Dalam keharuan terasa ada angin sejuk yang turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku.

Seketika itu pesona Cleopatra telah memudar berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihana tiba-tiba begitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilat dimata. Aku tiba-tiba begitu merindukannya. Segera kukejar waktu untuk membagi cintaku dengan Raihana. Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang seiring dengan airmataku yang menetes sepanjang jalan. Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan dengan nafas panjang dan kuusap airmataku. Melihat kedatanganku, ibu mertuaku memelukku dan menangis tersedu-sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis. ” Mana Raihana Bu?”. Ibu mertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa sebenarnya yang telahterjadi.” Raihana istrimu..istrimu dan anakmu yang dikandungnya”. “Ada apa dengan dia”. “Dia telah tiada”. “Ibu berkata apa!”. ” Istrimu telah meninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi. Kami membawanya ke rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal, dia berpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya selama menyertaimu. Dia meminta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia. Dia meminta maaf telah dengan tidak sengaja membuatmu menderita. Dia minta kau meridhionya”. Hatiku bergetar hebat. “Kenapa ibu tidak memberi kabar padaku?”. “Ketika Raihana dibawa ke rumah sakit, aku telah mengutus seseorang untukmenjemputmu di rumah kontrakan, tapi kamu tidak ada.

Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidak ingin mengganggumu. Apalagi Raihana berpesan agar kami tidak mengganggu ketenanganmu selama pelatihan. Dan ketika Raihana meninggal kami sangat sedih, Jadi maafkanlah kami”. Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada. Ketika aku ingin menebus dosaku, dia telah meninggalkanku. Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada. Dia telah meninggalkan aku tanpa memberi kesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira. Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukan tanah yang masih baru dikuburan pinggir desa. Diatas gundukan itu ada dua buah batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulis disana. Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang luar biasa. Aku ingin Raihana hidup kembali. Dunia tiba-tiba gelap semua.

Inilah hidup, kadang-kadang kita menginginkan sesuatu, tapi tidak baik menurut Allah swt, dan kadang-kadang kita tidak menginginkan sesuatu, tapi baik menurut Allah swt. Jadi hidup ini adalah biarlah Tuhan yang merencanakan kehidupan kita, sebab Tuhan lebih tahu dari kita. Tugas kita adalah berusaha yang terbaik, dan selalu menerima keyakinan dengan lapang dada, kalau pilihan Tuhan, pasti terbaik.

Berani hadapi tantangan untuk selalu berlapang dada dengan pilihan terbaik sang Pencipta atau kita selalu sempit dada sampai ajal tiba!. Bagaimana pendapat Anda ?
(#di kutip dari novel pudarnya pesona cleopatra)

Sahabat

Ada dua teman karib sedang dalam perjalanan. A dan B namanya. Ditengah perjalanan mereka bertengkar, A tidak menahan amarah kemudian mendorong B sampai terjatuh. Meski B sakit, B tidak melawan. Tanpa bertutur kata. B menulis di atas pasir.

"Hari ini temanku mendorongku sampai jatuh."

Mereka lalu melanjutkan perjalanan hingaa menemukan sungai untuk membersihkan badan. Namun ternyata sungai itu teramat dalam sehingga B hanyut dan nyaris tenggelam dan diselamatkan oleh A, temannya. Ketika Temon siuman dan rasa ketakutannya hilang B menulis disebuah batu.

"Hari ini temanku menyelamatkan nyawaku."

Melihat apa yang dilakukan B, A pun  terheran-heran dan bertanya, 'Kenapa waktu aku mendorongmu hingga terjatuh, kau menulis diatas pasir dan sekarang kau menulis diatas batu?'

B tersenyum dan menjawabnya, 'Ketika seorang sahabat melukai hati kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus luka dihati. Dan apabila diantara teman terjadi kebaikan sekecil apapun kita harus memahat diatas batu hati kita agar kita tetap mengenang, tidak hilang tertiup waktu.' Dua teman baik itu akhirnya tertawa bersama, bahagia menikmati pemandangan yang indah disetiap perjalanan.

Pesan kisah diatas adalah hidup ini kita seringkali berbeda pendapat dan berkonflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu saling memaafkan dan melupakan masalah dan kesalahan orang lain akan membuat hidup kita menjadi bahagia dan kebaikan orang lain yang pernah dilakukan untuk kita menjadi kenangan yang terindah dalam hidup kita yang senantiasa tersimpan dalam hati tak terhapus oleh waktu. Itulah makna seorang sahabat..

Tegar

Sering kali orang berkata: ”kita hidup harus tegar”
menghadapi segala masalah harus tegar,
menjalani retorika hidup ini juga harus tegar..
menghadapi kegagalan dan cobaan sekalipun juga harus tegar..
menerima hal-hal buruk yang datang dalam hidup ini juga tetap tegar..
TEGAR.. TEGAR.. TEGAR..

Benarkah orang yang tegar adalah orang-orang yang kuat ?
atau sebaliknya orang yang lemah mungkin jauh lebih tegar ?

Apakah orang yang selalu berhasil, sukses dan bahagia itu adalah orang-orang tegar? atau sebaliknya orang yang biasa gagal, biasa jatuh bangun, dan biasa sakit hati sesungguhnya orang-orang yang tegar ?

Apakah orang yang lemah lembut itu memiliki hati yang lemah ?
apakah orang yang memiliki hati yang lemah, tidak dapat berubah menjadi tegar ?

Pertanyaan-pertanyaan ini akan tidak ada jawaban yang pasti dan jawaban yang memuaskan hati.. karena memang benar tegar itu relatif, tidak ada satu ukuran untuk mengukur ketegaran hati seseorang. Bahkan tidak ada orang yang dapat menilai siapa-siapa saja yang termasuk ke dalam klasifikasi orang-orang tegar.

Tetapi sudah pasti mereka yang melihat HUKUM PERUBAHAN, Hukum Sebab musabab yang saling bergantungan dan Hukum Karma dan mengerti proses bekerjanya Hukum Universal tersebut, maka sudah akan dapat mengatasi semua persoalan hidupnya..
bicara sebuah kata TEGAR adalah hal biasa dikatakan oleh siapapun, tetapi bagaimana untuk bersikap tegar itu lah membutuhkan “petunjuk dan motivasi” yang tidak mudah.

Banyak sekali Master dan Orang-orang Besar yang terangkat karena cerita-cerita patriotiknya, cerita-cerita Ketegarannya dan Semangatnya.. jadi.. untuk menjadi orang yang ‘besar’..
harus memiliki hati dan jiwa yang besar pula.. Hati yang “Tegar” .

Karena “Tegar” membutuhkan Temannya.. yaitu “SEMANGAT”
Ketegaran tidak akan muncul sendirinya bila tidak ada “semangat”
dan “semangat” muncul setelah proses “penerimaan”.. kita dapat menerima semua keadaan dan kenyataan yang ada..
menerima semua kegagalan, menerima semua bentuk ’sakit’, ‘jatuh’, ‘down’ dan apapun namanya..

Jadi TETAP SEMANGAT dan TEGARLAH !
karena di balik semua itu ada hikmah yang tersembunyi,dan Tuhan mempunyai rencana yang indah di balik semuanya,yakinlah itu.

"LA YUKALLIFULLAHU NAFSAN ILLA WUS'AHA"
Allah gak akan membebani/memberi cobaan kpd seseorang diluar kesanggupannya

kegagalan dan cobaan bukan akhir dari perjalanan hidup

Perjalanan manusia penuh dengan lika-liku
Selalu berbeda tanpa batas ruang dan waktu
Kegagalan kadang kala menyakitkan kalbu
Jika tiada pembimbing bagi hati yang pilu

Ketika akhir dari tujuan tidak menjadi milik anda
Hanya keikhlasanlah yg menolong pedihnya jiwa
Tatkala kegagalan terus membayangi langkah kita
Pasrahkanlah segalanya pada Sang maha Bijaksana

Percayalah bahwa Sang Pencipta maha mengetahui
Sehingga sanubari senantiasa berdzikir tanpa henti
Renungkanlah makna hidup setiap insan di dunia ini
Niscaya kebahagiaan akan merasuk dalam ruang hati

Kegagalan bukan akhir dari suatu perjalanan
Karna ia hanya sebatas ujian dalam kehidupan
Kerinduan akan kebahagiaan selalu didapatkan
Bagi seorang yg berfikir bahwa hidup adalah ujian

Jadilah makhluk Tuhan yang baik saat menyikapi segala cobaan
Sehingga jiwa yang tenang menghampiri nuansa kebahagiaan
Tataplah masa depan melalui doa dalam langkah kemenangan
Karna tiada hal yang sia-sia dalam setiap jalan pengorbanan

ayah .. engkau dimana ?

Kantukku telah tiba.
Ayah ada dimana.
Aku ingin kita bertatap muka.
Kenapa setiap hari begini saja.

Kantukku telah tiba.
Aku kembali bertanya.
Kenapa aku dibiarkan tidur sendiri saja.
Padahal aku ingin berbagi cerita.

Kantukku telah tiba.
Tempat tidur yang sepi tanpa cinta.
Selimut yang dingin tanpa kata-kata.
Bantal dan guling tak bisa bicara.
Ayah..

Minggu, 03 Juli 2011

Dalam angan ku


Perlahan menelusuri jejak kerinduanku
Pada sebuah impian kecil yang diam-diam ku selipkan dalam doa
Merasakannya lagi setiap ku pejamkan mata kala gundah itu mengetuk
Aku rindu sungai yang indah seperti waktu itu
Rindu aroma angin yang merayu perlahan
Kemudian merasakan kebahagian yang melayang di tepi sungai
Merasakan tubuh ku yang rapuh mencari semangatnya
Diatas impian kecil itu
Kemudian melempar semua tekanan itu ke udara
Sejenak saja meski hanya sedetik aku ingin
Sangat ingin bernafas lega dan menghirup oksigen sebanyak yang bisa ku hirup
Lalu melepasnya kembali lewat teriakan..
Aaaaaa.................

Kan ku tahan tangis ini untuk selamanya
Lalu ku ganti senyum untukmu..